dracorion

ryujisu jinlia au


Ryujin dan Lia langsung pergi ke mall terdekat setelah menghabiskan beberapa jam di cafe dengan meminum kopi, makan siang, dan juga berbincang-bincang.

Keduanya jalan bersebelahan dengan jarak yang cukup dekat, Ryujin langsung melirik Lia yang ada di sebelahnya, “boleh aku gandeng gak tangan kamu?” tanya Ryujin yang dijawab anggukkan oleh Lia.

Ryujin langsung menggandeng tangan Lia sambil keduanya berjalan beriringan, “Kamu pengen kemana?” tanya Ryujin.

Lia mengedikkan bahunya sebagai jawaban, “ntah, aku juga bingung ... belanja kali ya? beli baju atau foto-foto,” kata Lia.

“Terserah kamu aja sayang, aku ngikut.” Jawab Ryujin melepaskan gandengan tangan mereka lalu mengusap kepala Lia yang lansung membuatnya terkekeh karena reaksi yang diberikan oleh Lia.

“Oke deh... kita jalan aja dulu,” kata Lia lalu kembali meraih tangan Ryujin untuk digenggam. Keduanya mengelilingi mall, membeli snack, belanja beberapa baju dan hal yang sebenarnya tidak penting.

Lia merasa senang bertemu dengan Ryujin, bahkan sepertinya ia rela untuk membayar hingga lima kali lipat untuk memperpanjang waktu kencannya bersama Ryujin.

Setelah keduanya merasa sudah terlalu lelah berkeliling sambil berbincang, mereka mengunjungi cafe yang ada di rooftop mall, menikmati langit sore sampai matahari terbenam.

Ryujin diam-diam memperhatikan Lia, client pertama yang membuatnya menjalani pekerjaan ini tanpa beban, gadis polos yang lucu dengan senyuman manis yang selalu menghiasi wajahnya.

ryujisu jinlia au


Lia baru saja memasuki cafe tempat dimana ia akan bertemu dengan Ryujin, pacar sewaannya.

“Ryujin ya? maaf aku telat,” katanya langsung duduk di hadapan Ryujin yang masih tersenyum manis setelah Lia muncul di hadapannya. “Gapapa kok, cuma telat 10 menit,” jawabnya lalu mengulurkan tangan, “ayo kenalan lagi, aku Ryujin.” Katanya.

Lia gelagapan dan langsung menyambut uluran tangan Ryujin, “aku Lia, salam kenal, ya,” jawabnya sambil tertawa renyah. “Kamu mau pesen apa?” tanya Ryujin sambil membuka buku menu, “kebetulan aku belum mesen apa-apa,” katanya.

“Kamu belum mesen apa-apa karena nunggu aku ya?” tanya Lia sambil memasang raut wajah sedikit cemas. “Maaf ya, Ryu,” katanya sambil meraih tangan Ryujin yang ada di atas buku menu.

Ryujin yang melihat perlakuan Lia hanya terkekeh, “gapapa kok cantik, aku emang sengaja biar kita bisa pesen bareng,” jawabnya. Lia langsung tersenyum malu, ia baru menyadari kalau Ryujin tidak akan marah kepadanya karena sesuatu hal sepele karena Ryujin sedang menjalankan pekerjaannya menjadi pacar sewaan untuk Lia.

“Aku mau latte aja deh.” Kata Lia.

“Latte satu sama americano satu ya, kak.” Kata Ryujin.

“Ada lagi, kak?”

“Kamu mau makan apa, sayang?” tanya Ryujin lembut sambil mengalihkan pandangannya dari buku menu lalu menatap Lia yang wajahnya sudah sedikit merah karena tersipu malu.

“Hah... um... aku,” jawab Lia gelagapan, entah apa yang menyebabkannya menjadi sangat sulit berbicara.

Ryujin kembali terkekeh, “aku mau Vietnamese prawn rolls, kamu mau apa?” tanyanya, lagi-lagi dengan nada lembut yang membuat Lia tersipu.

“Um.. aku... aku crispy calamary sama chicken sandwich aja.” jawab Lia. Ryujin terkekeh lagi setelah pelayanan di cafe itu pergi, “kamu lucu banget, kenapa ya?” tanyanya.

“Aduh aku gak tau, aku gak pernah dipanggil sayang jadi agak kaget,” jawab Lia polos, benar-benar tanpa malu menjawab dengan jujur.

“Hahahah astaga, kamu malu karena aku panggil sayang?” tanya Ryujin, “yaudah nanti aku gak panggil sayang lagi, kasian kamunya.” kata Ryujin lalu mengusap kepala Lia pelan.

“Jangan,” pekik Lia reflek yang membuat Ryujin kaget, “kenapa?” tanya Ryujin.

“Jangan stop panggil aku sayang, aku suka dipanggil sayang.” jawab Lia langsung menundukkan kepalanya karena malu.

As you wish, sayang.”

filmlove au


Hari-hari dijalani Cinta dengan mengurus Volim dan bekerja setiap hari. Banyak orang yang membicarakan Cinta dengan menyudutkan dan mengatakan hal-hal negatif kepadanya seperti mengatakan kalau Cinta membuang-buang waktunya mengurus anak dari seseorang yang dikira sebagai sahabatnya dan memilih untuk tidak menikahi laki-laki manapun.

Cinta sama sekali tidak merasakan sakit hati akibat perkataan buruk orang-orang terhadapnya, ia hanya menikmati hidupnya dengan tenang bersama Volim, anaknya.

Ia sama sekali tidak peduli bagaimana orang-orang selalu mengatakan kalau Volim bukanlah anaknya, yang ia tau adalah ia akan selalu menyayangi Volim seperti anaknya sendiri karena Volim adalah satu-satunya hal yang bisa membuatnya merasa kalau Acha masih ada disini bersamanya. Ia merasakan kehangatan dan kasih sayang dari Volim yang menganggapnya sebagai seorang ibu, membuat hari-harinya lebih cerah dan bersemangat.

Mungkin akan terlihat menyedihkan di mata orang-orang mengetahui kalau Volim adalah anak dari perempuan yang dicintai oleh Cinta dan akan sangat menyedihkan juga kalau orang-orang tau Acha harus terpaksa meninggalkan Cinta pada saat itu hanya demi memenuhi standar kehidupan manusia yang dianggap normal.

Sangat menyedihkan ketika kita dipaksa untuk bersama dengan orang yang tidak kita inginkan, dipaksa untuk berpisah dengan orang yang kita cintai. Sekejam itukah dunia? Sejahat itukah kehidupan? Entahlah.

Yang bisa dilakukan Cinta sekarang adalah menikmati hidupnya sebagai ibu tunggal dari Volim, memberikan anak semata wayang nya itu kasih sayang agar ia tidak merasakan apa yang dirasakan oleh kedua ibunya terdahulu. Ia tidak akan membiarkan siapapun menyakiti Volim.

filmlove au


Hari ini adalah hari dimana Love merasa menjadi orang yang paling bahagia sedunia. Bukan, hari ini bukanlah hari spesialnya. Tapi hari ini adalah hari dimana ia merasa sangat bahagia, merasa sangat dicintai.

Film, seperti biasa selalu mengisi hari-hari Love dengan tawa cerianya, menghibur kekasihnya tanpa henti, membantu segala kesulitan yang dialami oleh Love.

Love bisa merasakan Film sebagai obat dan vitamin untuknya. Film bisa mengobati rasa sakit yang didapat Love dari hal-hal yang melukainya dan bisa menjadi vitamin baginya untuk selalu tersenyum dan bahagia.

Ia pernah mendengar tentang bumi yang berputar seperti roda, dimana seseorang pasti akan merasakan kesenangan, kesedihan, kemudahan bahkan kesulitan. Menyadari hal itu, Love rasanya sangat ingin poros waktu berhenti berputar.

Rasanya tidak rela untuk kehilangan kebahagiaan dan tawa riangnya hari ini.

Ia selalu mengharapkan kebahagiaan untuknya dan untuk orang-orang yang disayanginya. Walaupun memang sudah hukum alam dimana semua manusia akan merasakan kesedihan dan kesulitan. Rasanya Love ingin menolak semuanya.

Bisakah waktu berhenti sekarang? Di titik dimana ia merasakan kebahagiaan yang sesungguhnya? Kalaupun tidak, bisakah waktu ini terus diulang?

Pada akhirnya semua kebahagiaan yang dirasakannya hanya bisa disimpan dalam memori, seperti buku yang suatu saat bisa dibacanya kembali.

filmlove au.


Sore itu, sambil menatap matahari yang akan terbenam dengan kedua mata mereka, sepasang kekasih terduduk di kursi dekat danau, dengan perasaan yang tidak bisa dideskripsikan, senang atau sedih semua tercampur menjadi satu.

Setelah semua hal yang sudah dilalui, mulai dari senang, sedih, susah selalu dilalui bersama oleh keduanya. Belum, semua ini belum berakhir, masih ada banyak perjalanan yang akan dilewati oleh keduanya, entah itu baik ataupun buruk mereka harus dan akan berusaha untuk tetap bersama.

Bukan sekali dua kali mereka mengalami masalah dalam hubungan, mulai dari kecil hingga besar, saling menyayangi dan menyakiti di waktu bersamaan, namun saat ini tidak ada yang tersakiti lagi, yang ada hanya rasa sayang. Rasa sayang yang dimiliki keduanya, yang terus tumbuh seiring berjalannya waktu, seiring dengan tangisan dan tawa yang mereka berdua alami bersama.

Dua manusia yang saling membutuhkan satu sama lain, saling melengkapi dan menguatkan. Terkadang mereka sama sekali tidak menyangka akan sampai di titik ini, dimana keduanya bisa saling mengenal satu sama lain, memberikan kasih sayang dan saling menyemangati.

Keduanya selalu berharap kalau bisa menjadi rumah bagi satu sama lain sehingga sejauh atau selama apapun mereka pergi, mereka akan kembali ke rumah tempat mereka tinggal. Rumah yang nyaman, yang dijadikan sebagai tempat berlindung dan tempat melepas lelah.

“Terimakasih udah mau bertahan sejauh ini, ya” ucap Film sambil menggenggam tangan Love.

Love menganggukkan kepalanya, “Terimakasih juga udah mau bertahan sejauh ini, ayo kita bareng-bareng terus, sampai kapanpun” jawab Love sambil tersenyum, menatap orang yang sudah dianggap nya sebagai rumah itu.

“Aku sayang kamu dan aku akan selalu sayang kamu. Aku akan berusaha buktiin ke kamu kalau aku sayang sama kamu dan ada disini untuk kamu, untuk kita” ucap Film dengan tulus, matanya mulai berkaca-kaca.

“Aku juga sayang kamu, Film. bahkan kata aku sayang kamu aja rasanya kurang untuk ngejelasin gimana perasaan aku ke kamu. Semoga kita bisa bareng-bareng terus ya? Aku butuh kamu dan aku cuma mau kamu, gak bisa aku bayangin gimana aku nantinya kalau gak ada kamu” kata Love yang bahkan sudah menjatuhkan air mata ke pipinya.

“Iya, sayang. Aku juga mau, aku mau kita terus bareng-bareng dalam keadaan apapun, kaya yang udah kita lewatin kemarin, aku mau kita bareng-bareng sekarang, sampai seterusnya. Dan aku mau bilang kalau aku beruntung punya kamu, semoga kamu juga ngerasain hal yang sama” jawab Film sambil mengusap air maya yang jatuh di pipi Love, walaupun air matanya sendiri yang sekarang jatuh dari pelupuk matanya

Keduanya berpelukan dalam diam dengan tenang, menikmati sentuhan hangat dengan menyalurkan rasa sayang keduanya melalui pelukan, yang mungkin sebenarnya tidak akan pernah cukup untuk diungkapkan dengan kata-kata. Mereka beruntung karena saling memiliki, bisa saling menghibur di kala sedih, mengobati di kala sakit, dan tertawa bersama di kala senang.

Mereka memang tidak bisa mengatakan janji apapun saat ini, janji seperti untuk selalu bersama selamanya atau apapun yang biasanya dikatakan oleh kebanyakan orang.

Mereka merasa kalau keduanya hanya perlu menjalankan peran sebaik mungkin dan bila takdir memang berpihak kepada mereka, mereka akan mendapatkan apa yang mereka impikan.

Bersama selamanya dan menjadi rumah yang nyaman untuk satu sama lain.

filmlove au.


Setelah semua hal yang sudah dilalui bersama oleh keduanya, mulai dari senang, sedih, susah dilalui mereka bersama. Belum, semua ini belum berakhir, masih ada banyak perjalanan yang akan dilewati oleh keduanya.

Rasa sayang yang dimiliki keduanya terus tumbuh seiring berjalannya waktu, seiring dengan tangisan dan tawa yang mereka berdua alami bersama.

Terkadang mereka sama sekali tidak menyangka akan sampai di titik ini, dimana keduanya bisa saling mengenal satu sama lain, memberikan kasih sayang dan saling menyemangati.

Keduanya selalu berharap kalau bisa menjadi rumah bagi satu sama lain sehingga sejauh atau selama apapun mereka pergi, mereka akan kembali ke rumah tempat mereka tinggal.

“Terimakasih udah mau bertahan sejauh ini, ya” ucap Film sambil menggenggam tangan Love.

Love menganggukkan kepalanya, “Terimakasih juga udah mau bertahan sejauh ini, ayo kita bareng-bareng terus, sampai kapanpun” jawab Love sambil tersenyum, menatap orang yang sudah dianggap nya sebagai rumah itu.

“Aku sayang kamu dan aku akan selalu sayang kamu. Aku akan berusaha buktiin ke kamu kalau aku sayang sama kamu dan ada disini untuk kamu, untuk kita” ucap Film dengan tulus, matanya mulai berkaca-kaca.

“Aku juga sayang kamu, Film. bahkan kata aku sayang kamu aja rasanya kurang untuk ngejelasin gimana perasaan aku ke kamu. Semoga kita bisa bareng-bareng terus ya? Aku butuh kamu dan aku cuma mau kamu, gak bisa aku bayangin gimana aku nantinya kalau gak ada kamu” kata Love yang bahkan sudah menjatuhkan air mata ke pipinya.

“Iya, sayang. Aku juga mau, aku mau kita terus bareng-bareng dalam keadaan apapun, kaya yang udah kita lewatin kemarin, aku mau kita bareng-bareng sekarang, sampai seterusnya. Dan aku mau bilang kalau aku beruntung punya kamu, semoga kamu juga ngerasain hal yang sama. ” jawab Film sambil mengusap air maya yang jatuh di pipi Love, walaupun air matanya sendiri yang sekarang jatuh dari pelupuk matanya

Keduanya berpelukan dalam diam dengan tenang, menikmati sentuhan hangat dengan menyalurkan rasa sayang keduanya melalui pelukan, yang mungkin sebenarnya tidak akan pernah cukup untuk diungkapkan dengan kata-kata. Mereka beruntung karena saling memiliki, bisa saling menghibur di kala sedih, mengobati di kala sakit, dan tertawa bersama di kala senang.

Mereka memang tidak bisa mengatakan janji apapun saat ini, janji seperti untuk selalu bersama selamanya atau apapun yang biasanya dikatakan oleh kebanyakan orang.

Mereka merasa kalau keduanya hanya perlu menjalankan peran sebaik mungkin dan bila takdir memang berpihak kepada mereka, mereka akan mendapatkan apa yang mereka impikan.

Bersama selamanya dan menjadi rumah yang nyaman untuk satu sama lain.

filmlove au.


Setelah semua hal yang sudah dilalui bersama oleh keduanga, mulai dari senang, sedih, susah dilalui mereka bersama. Belum, semua ini belum berakhir, masih ada banyak perjalanan yang akan dilewati oleh keduanya.

Rasa sayang yang dimiliki keduanya terus tumbuh seiring berjalannya waktu, seiring dengan tangisan dan tawa yang mereka berdua alami bersama.

Terkadang mereka sama sekali tidak menyangka akan sampai di titik ini, dimana keduanya bisa saling mengenal satu sama lain, memberikan kasih sayang dan saling menyemangati.

Keduanya selalu berharap kalau bisa menjadi rumah bagi satu sama lain sehingga sejauh atau selama apapun mereka pergi, mereka akan kembali ke rumah tempat mereka tinggal.

“Terimakasih udah mau bertahan sejauh ini, ya” ucap Film sambil menggenggam tangan Love.

Love menganggukkan kepalanya, “Terimakasih juga udah mau bertahan sejauh ini, ayo kita bareng-bareng terus, sampai kapanpun” jawab Love sambil tersenyum, menatap orang yang sudah dianggap nya sebagai rumah itu.

“Aku sayang kamu dan aku akan selalu sayang kamu. Aku akan berusaha buktiin ke kamu kalau aku sayang sama kamu dan ada disini untuk kamu, untuk kita” ucap Film dengan tulus, matanya mulai berkaca-kaca.

“Aku juga sayang kamu, Film. bahkan kata aku sayang kamu aja rasanya kurang untuk ngejelasin gimana perasaan aku ke kamu. Semoga kita bisa bareng-bareng terus ya? Aku butuh kamu dan aku cuma mau kamu, gak bisa aku bayangin gimana aku nantinya kalau gak ada kamu” kata Love yang bahkan sudah menjatuhkan air mata ke pipinya.

“Iya, sayang. Aku juga mau, aku mau kita terus bareng-bareng dalam keadaan apapun, kaya yang udah kita lewatin kemarin, aku mau kita bareng-bareng sekarang, sampai seterusnya. Dan aku mau bilang kalau aku beruntung punya kamu, semoga kamu juga ngerasain hal yang sama. ” jawab Film sambil mengusap air maya yang jatuh di pipi Love, walaupun air matanya sendiri yang sekarang jatuh dari pelupuk matanya

Keduanya berpelukan dalam diam dengan tenang, menikmati sentuhan hangat dengan menyalurkan rasa sayang keduanya melalui pelukan, yang mungkin sebenarnya tidak akan pernah cukup untuk diungkapkan dengan kata-kata. Mereka beruntung karena saling memiliki, bisa saling menghibur di kala sedih, mengobati di kala sakit, dan tertawa bersama di kala senang.

Mereka memang tidak bisa mengatakan janji apapun saat ini, janji seperti untuk selalu bersama selamanya atau apapun yang biasanya dikatakan oleh kebanyakan orang.

Mereka merasa kalau keduanya hanya perlu menjalankan peran sebaik mungkin dan bila takdir memang berpihak kepada mereka, mereka akan mendapatkan apa yang mereka impikan.

Bersama selamanya dan menjadi rumah yang nyaman untuk satu sama lain.

filmlove au


“maaf” ucap Film sambil menundukkan kepalanya. Satu jam lebih berdebat dengan Love, tidak menemukan kesimpulan apapun yang membuat keduanya meributkan hal-hal tidak penting.

“gak usah minta maaf, kamu gak salah” kata Love mengalihkan pandangannya dari Film, ia tau kalau ia akan menangis melihat bagaimana kacaunya Film saat ini di hadapannya, sudah berkali-kali pacarnya itu mengucapkan kata maaf.

Keduanya saling tau kalau mereka berdua masih sama-sama lelah, sama-sama tidak stabil, memang agak egois untuk memaksakan hubungan di saat seperti ini. Memang, keduanya saling menyayangi namun bukan berarti bisa selalu saling mengerti. Sangat sulit memang ketika keduanya sama-sama berusaha bertahan namun entah apa yang berusaha dipertahankan.

Takut kehilangan? entah, salah satu atau mungkin keduanya takut kehilangan. Semuanya memang sudah sangat berbeda, tidak sama seperti dulu lagi, terlalu banyak kesalahpahaman, terlalu banyak tangisan, amarah dan segala hal yang bisa saja merusak hubungan keduanya.

Kunci dari suatu hubungan adalah komunikasi, namun bagaimana jadinya apabila setiap salah satu berusaha mengkomunikasikan, namun yang satunya justru bisa dengan sangat mudah tersulut? Memang setiap manusia memiliki sifat dan tingkat kesensitifan emosional yang berbeda, namun entah apa yang harus dipertahankan di dalam hubungan ini.

“aku selalu bikin kamu sedih” kata Film sambil masih berusaha mengelap air matanya yang terus mengalir. Love hanya bisa diam mendengar kata-kata yang keluar dari mulut pacarnya itu, ia ingin menentang omongan itu namun yang bisa ia lakukan hanya diam karena pernyataan itu tidak sepenuhnya salah.

Film bisa menjadi alasan dari segalanya bagi Love, bisa menjadi alasan kenapa ia bertahan, kenapa ia tertawa dan tersenyum setiap harinya. Namun kekasihnya itu juga bisa menjadi alasan dari kenapa ia bersedih, marah atau merasa kesal. Ia tidak bisa begitu saja menyalahkan pacarnya, bahkan tidak akan pernah menyalahkan pacarnya sama sekali atas emosi negatif yang ada di dalam dirinya.

Love percaya kalau ia bersabar, semua mungkin bisa menjadi lebih baik, setidaknya untuk orang yang disayanginya. Terkadang memang Love merasa sangat egois bahkan hanya untuk sekedar mengatakan bagaimana suasana hatinya, untuk mengatakan apa yang ia rasakan sebenarnya karena itu bisa menjadi penyebab dari segala macam perselisihan yang terjadi dalam hubungan keduanya.

Berkali-kali permasalahan seperti ini terjadi, mempermasalahkan hal sepele yang sebenarnya tidak perlu dipermasalahkan. Keduanya merasakan banyak perubahan, mulai dari tingkat emosional yang tidak stabil, selalu berpikir negatif dan sulit saling mengerti. Sangat sulit rasanya saling menguatkan seperti dulu.

“aku harus apa biar kamu balik kaya dulu lagi?” tanya Love sambil masih menangis, berusaha untuk terus memegang tangan Film yang ada di hadapannya.

Film hanya menggelengkan kepalanya, “aku gak tau...”

“gapapa kok... maaf ya aku terlalu maksa kamu dan bikin kamu gak nyaman” kata Love lalu melepaskan genggaman tangannya dan memeluk Film.

“aku masih sayang kamu, sayang banget. aku berharap kamu masih ngerasain yang sama” ucap Love, masih dengan air mata yang mengalir di pipi dan mulai membasahi bahu Film yang dipeluknya.

“aku juga... aku masih sayang kamu, sampai sekarang pun masih” jawab Film lalu membalas pelukan Love.

“aku mau berubah, mau balik kaya dulu lagi biar kamu seneng” kata Film yang disambut gelengan kepala oleh Love, “jangan dipaksain, buat apa aku seneng kalau kamunya enggak?” tanya Love yang langsung membuat Film terdiam sejenak.

“aku mau perbaikin semuanya, aku masih mau disini sama kamu, kita mulai lagi dari awal, kamu mau?” tanya Film.

Love menganggukkan kepalanya singkat, “kita mulai lagi sama-sama...” jawab Love kembali melepaskan pelukan keduanya dan menatap Film sambil menggenggam tangan kekasihnya itu.

“makasih ya” katanya.

“aku yang bilang makasih” jawab Film.

“aku sayang kamu, Film”

“aku juga, aku selalu sayang kamu, Love”


Hari ini adalah hari dimana Film berkunjung ke rumah Love karena undangan makan malam bersama yang diminta oleh ibu dari Love sendiri, sebenarnya Film masih memiliki beberapa project yang harus dikerjakan namun karena undangan ini diminta langsung oleh ibu dari kekasihnya, ia harus datang.

Hari ini, hari dimana mereka baru saja beradu argumen dengan penuh emosi via telepon semalam, keduanya masih dalam keadaan yang sangat sensitif harus menyingkirkan egonya dan mengalah.

Sebenarnya akhir-akhir ini Film dan Love sama-sama sulit dalam berkomunikasi, sangat sulit memang menjaga hubungan yang sudah lama terjalin, akan ada banyak sekali tantangannya. Keduanya juga sangat gampang tersulut karena hal-hal kecil yang sebenarnya mungkin tidak perlu untuk diributkan.

Film menaruh tasnya di kursi ruang tamu setelah memasuki rumah Love, ia langsung masuk ke ruang makan dimana ada Love dan ibunya yang sedang menyiapkan makanan. sampai di meja makan Film langsung menyapa dan mencium tangan ibu dari kekasihnya itu.

“Gimana kabarnya, Film?” tanyanya sambil tersenyum.

“Baik kok tante, cuma sibuk project kampus aja.” jawabnya sambil langsung duduk di sebelah Love. Malam itu semua berjalan seperti biasanya, seperti saat mereka makan bersama bertiga. Memang ibu dari Love sangat sering mengajak Film untuk makan atau sekedar berkunjung ke rumahnya.

“Kamu malem ini nginep gak?” tanya Love sambil merapikan piring bekas mereka makan malam, tidak lupa dibantu oleh Film. Ibu Love sudah terlebih dahulu berpamitan karena harus mengunjungi kerabatnya malam ini, ada kemungkinan Love dan Film hanya akan berdua saja dirumah malam ini.

“Kamu maunya aku pulang atau nginep?” tanya Film balik, dengan nada cetus yang justru malah membuat Love kesal, “kalau gak mau nginep yaudah pulang aja sana” katanya langsung menjauh dari Film.

“Yaudah aku pulang aja” kata Film namun langsung dihadiahi tatapan kesal oleh Love, “jangan pulang” katanya lalu langsung mendekati Film dan memeluk pinggangnya.

Memang akhir-akhir ini mereka sangat sering mempermasalahkan hal kecil bahkan yang sangat sepele, hari ini Love sangat ingin menghabiskan waktunya bersama kekasihnya yang sangat ia rindukan.

“Sorry” kata Love mengeratkan pelukannya di pinggang Film, Film hanya bisa menghela nafasnya lalu ikut memeluk Love. Akhirnya bisa merasakan kembali pelukan yang ia rindukan, pelukan hangat dari orang yang disayanginya.

“Maaf ya aku gampang banget kesulut, mungkin aku lagi capek…” kata Film sambil mengelus kepala Love yang ada di dalam pelukannya, Love yang mendengar hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban. “Gapapa… Film, aku sayang kamu” kata Love sambil menatap Film dan saat itu juga kekasihnya langsung mendekatkan wajah mereka dan menempelkan bibir mereka. Perlahan bibirnya bergerak saling membalas ciuman satu sama lain.

“Aku juga sayang kamu, Love” kata Film lalu kembali menyatukan bibir keduanya.

filmlove au


Love and Film are best friends that are always together whenever they are going. They met on the first day of campus orientation that makes them worked in a group.

They always spent their time together on campus or even outside of the campus, luckily they're having all the classes together. Love and Film are just that ordinary best friend that always hangout, studies, and doing a lot of stuff together. But there is one thing that Love is still hiding and don't dare to ask Film about it.

Love and Film are typical of girls that have a lot of secret admirers and fans out there besides their visuals, their personalities are also can make everyone fall for them.

Film is a guitarist in her band, she's that only girl in a campus band that has a lot of fans out there. Film is never felt comfortable being around with guys but an exception for her bandmates. Some people are asking about is she ever dated a guy before? The answer is yes, she was dating her bandmates but their relationship isn't going that well which makes them prefer to be just a bandmate.

Love never date any guy even once, she just never feel that good for being close with a guy more than just a friend. Love is just questioning her sexuality, she likes to be friends with guys but she never feels so attracted by guys. Love's first crush is a girl from her high school, a pretty girl who has a great personality with cute visuals, always brings all the positive vibes to the atmosphere around her. That kind of girl is someone who can make her fall.

Tonight is the time when Film and Love going to spend their time together and having a sleepover. After three years of being a best friend, Love finally dares to ruin (or even make it stronger) their friendship. She will be coming out to Film about her sexuality, about her having a different interest of attraction. She will never know what is going to happen after, at least she trust her best friend.

The things are not about Love just going to come out to Film but she also going to confess to her best friend that she love her, more than just a friend.


“Are you just gonna stay there and keep the silence in this room?” asked Film after she entered her room.

“Nah I'm just confused about something” said Love while tying her hair.

“What is it? Is there something happen?” asked Film and trying to hold Love's hands, things that they usually do whenever they are going to share some stories or just talking.

“Everything is fine, but I want to ask you a question”

“Hm?”

“I'm actually so afraid to ask you about it but do you still wanna be my friend if I'm not straight?”

Love looks into the eyes of her best friend after asking the question she is so afraid of. Film is laughing after she knows what kind of question that Love is so afraid to ask.

“Of course! You're my best friend! No matter what your sexuality is, I will always be your friend, don't be afraid of me going to leave you just because you're not straight”

Love heaved a sigh of relief after hearing the answer from Film.

“So how was it going? Do you have a crush on a girl?” Film asked her with an excited tone, her eyes are keep staring to Love while smiling to her.

“Um... Yes” Love answered nervously.

“Who is that lucky girl? How long have you been having a crush on her?”

“Umm... A year?” Love said, answering Film's question doubtfully. “I'm not sure when is it specifically”

“Ow... Aren't you willing to confess your feelings to her? I mean... She must be likes you back” said Film while touching Love's cheek and pinched his cheek.

“I'm about to ask her about it, I also not so sure about her sexuality, is she straight or not”

Film is trying to comforting her best friend, she hugged her and said, “good luck bestie!”

“Thanks, anyway I want to tell you something” said Love after hugging and holding Film's hand, looking into her eyes.

“Hum? What?”

“I like you” said Love.

“What? Are you kidding me?” asked Film who's surprised by the sudden confession that she never expected.

“No... I like you, you are the one who I've been crush on for a year” said Love, still holding Film's hands.

“Are you for real?”

Love shyly nodded to answer Film's question. Their faces are that close already, their eyes are stared at each other. Their faces are getting closer until their lips touched. Love is a little surprised by the things that just happened. Is she kissed by her best friend?

“I'm sorry” said Film after she kissed Love.

“What are you apologize for?”

“I'm sorry because I kissed you without your permission” she answered.

“Why did you do that?” asked Love, she's confused by the act that Film did.

“I don't know... I feel like... I like you too, I just acted like I'm happy to hear that you have a crush on someone... I thought that girl is not me” said Film.

“So... You like me too?”

Film nodded to answer the question, “I like you since the first time we met”

Love smiling to Film, “so I can finally say that I'm dating my best friend?”

Film is laughing after hearing what Love was said, “I love you, best friend”

“I love you more, best friend” said Love.