dracorion

film and love au


being friends isn't something that really hard to do.

being just friends, to someone that you like maybe more than just a friend might be hard.

being friends but doing stuff that is not like other friends do, isn't that weird?

like what a lot of people know about Love and Film, both of them are close enough as a friend, everyone might think they're more than just a friend but the fact says no. maybe one of them hope that things happen, but still, no and not gonna happen.

Love and Film just know each other for months, but they're close enough already. maybe they're just a match? as a friend, of course. they feel like they're sharing their bodies, sometimes they just experience the same things. maybe their bond is just strong enough for a friend.

sometimes, people just thinks that Film is that weird, she do weird stuff, think weirdly, she even talk about something that people couldn't understand and sadly, Love can understand her. it's nothing about thinking those stuff are sad but just sad.

Love isn't as weird as Film but she can be so weird whenever she's with Film, like what everyone know that they're just a match.

they're maybe happy being with each other. maybe. maybe one of them think that they can be together more than just a friend, but no. that would be a lie if Film said that she doesn't love Love.

their friendship... is not like the others, maybe they're crossing the line. it is hard for both of them, or maybe one of them... it is hard. they had been in a situation that absolutely confusing, even after they found the solution that can't be called a solution.

being friends with someone that already have her loved one, it sounds totally fine, but it's not. they should not bring their feeling at first. they almost ruin their friendship. but they're okay now.

they had been into a situation that pressed both of them, trying not to get close to each other, and still feel disappointed.

there is always a “maybe” in their thoughts, or maybe just one of them? we never know. maybe.

knowing the fact that Film is just that 'another girl' that is actually not innocent but stupid, can't understand anything, can't understand her own feelings, can't understand the situation, can't understand the after-effects of something that she did.

Love is actually can't be blamed here, she's innocent, she just wanna be friend with everyone and sadly this one girl come to her and ruin everything.

that's just a slight of their story. they're all fine now.

perthmark au


“gue udah minta lo dari awal untuk gak pake perasaan ke hubungan kita” kata Mark sambil memijat pelipisnya, terduduk di pinggiran kasur berusaha mengalihkan pandangannya dari tatapan sendu Perth yang ada di depannya sekarang.

“maksud lo gak pake perasaan gimana? setelah apa yang gue lakuin buat lo?” tanya Perth sambil memegang bahu Mark, berusaha membuatnya fokus kembali menatap Perth yang sudah tidak kuat menahan tangisnya.

selama ini mereka menjalin hubungan yang terbilang intens dan serius, memang sejak awal Mark sudah mengingatkan kalau ia mungkin saja tidak bisa membalas perasaan Perth, namun Perth selalu berusaha untuk membuat Mark merasa nyaman dan senang berada di sekitarnya.

memang, awal terjalinnya hubungan mereka adalah karena putusnya Mark dengan sang mantan kekasih dan Perth mengira ia bisa menggantikan kekosongan tempat bekas orang yang pernah dicintai Mark. Namun, semuanya salah karena apapun yang dilakukan oleh Perth hanya sia-sia, tenaga dan waktunya terbuang habis untuk orang yang selama ini ia harapkan yang bahkan sama sekali tidak menganggapnya.

“lo seriusan setelah semua yang gue lakuin buat lo?” tanya Perth lagi, berusaha memastikan. Ia menatap mata Mark yang ada di hadapannya, berusaha mencari kebohongan atau paling tidak rasa bersalah dari mata yang selalu menjadi penyemangatnya itu.

“gue masih sayang sama dia” jawab Mark sambil menghela napas dan kembali berusaha mengalihkan pandangannya dari Perth.

“lo gak usah nangis dan berusaha buat gue merasa bersalah” kata Mark yang langsung dihadiahi tatapan sinis oleh Perth.

ia tidak pernah berpikir akan jatuh kepada orang sejahat Mark yang sama sekali tidak memiliki rasa bersalah setelah menyakiti perasaan seseorang.

selama satu tahun lamanya menjalin hubungan dengan status yang tidak jelas, selalu meluangkan waktu, menjadikan Mark sebagai prioritasnya dan ia justru malah menjadi orang yang paling tidak pernah dilihat.

“kalo lo mau marah sama gue, silakan, gue akan nerima semuanya, lo bisa pukulin gue sekarang sebagai pelampiasan rasa kesel dan marah lo” kata Mark sambil beranjak dari duduknya, berusaha untuk mensejajarkan dirinya dengan Perth.

Mark tau, Perth tidak akan pernah bisa menyakitinya, bahkan untuk berbicara dengannya dengan nada tinggi pun Perth tidak akan bisa.

apapun yang Perth lakukan untuk Mark, semua tulus. Ia sama sekali tidak merasa direpotkan, ia melakukan semua hal untuk Mark dengan sepenuh hatinya, justru hal itu yang bisa membuatnya merasa bahagia.

Sekarang, semua akan selesai disini.

“mending lo yang pukulin gue, pukulin sampe mati kalo bisa” kata Perth sambil meremas kerah baju Mark, menatapnya dengan ekspresi yang bahkan sudah tidak bisa dideskripsikan seberapa kacaunya, dengan air mata yang sudah tidak lagi bisa tergenang di pelupuk matanya.

“kasih tau gue apa yang lo mau sebagai ganti rugi waktu dan tenaga lo selama setahun ke belakang” kata Mark sambil menyingkirkan tangan Perth dari kerah bajunya.

ia sama sekali tidak menginginkan apapun dari Mark, ia hanya ingin Mark, bahkan ia rela membuang dan meninggalkan apapun demi laki-laki yang ada di hadapannya sekarang.

“gue gak mau lo ninggalin gue segampang itu” jawab Perth dengan nada lirih, terdengar sangat putus asa di telinga Mark.

Mark menggeleng sambil tertawa remeh setelah mendengar jawaban Perth, ia sudah menduga jawaban itulah yang akan keluar dari mulutnya.

“sorry, gue gak bisa” jawab Mark singkat sambil melangkahkan kakinya keluar dari kamar Perth.

Perth menatap punggung Mark yang pergi keluar dari kamarnya, sudah tidak kuat lagi menahan tangisannya, semua air mata keluar seiring dengan menghilangnya Mark dari balik pintu kamarnya.


Mark terus memijat pelipisnya, kepalanya pening setelah perdebatannya dengan Perth. Dadanya sakit harus mengatakan kata-kata yang sebenarnya tidak ingin ia katakan.

Bohong kalau Mark mengatakan ia tidak memiliki perasaan apapun kepada Perth. Bohong kalau ia mengatakan sama sekali tidak menyayangi Perth.

Memang awalnya hubungan Perth dan Mark terjalin karena adanya masalah yang timbul antara Mark dan sang mantan kekasih, namun semua hal yang terjadi di hubungan mereka bukan hanya sebatas Mark yang menjadikan Perth pelarian dari masalah.

Tentunya Mark memiliki alasan yang kuat kenapa melakukan hal sejahat itu kepada Perth, ia ingin Perth melupakannya dan memulai kehidupannya yang baru tanpa Mark.

Sakit bagi Mark melihat bagaimana keadaan Perth, namun ia merasa sama sekali tidak pantas menerima bahkan satu tetes air mata dari orang yang sangat tulus itu, tidak pantas karena ia tidak akan bisa memberikan perasaan yang sepenuhnya pada Perth.

Ia hanya takut, takut akan membuat Perth lebih sakit lagi nantinya. Takut membuat Perth semakin membuang waktunya sia-sia bagi orang yang sama sekali tidak bisa mengerti dirinya, yang hanya bisa merepotkan dan menyusahkannya.

Mark menyadari dengan cara berpisah seperti ini tidak akan menjadi hal yang mudah bagi Perth bahkan bagi mereka berdua, namun hanya hal inilah yang Mark bisa lakukan.

Tanpanya, mungkin Perth tidak akan kesulitan lagi.

Tanpanya, mungkin Perth tidak akan membuang waktunya secara sia-sia lagi.

Tanpanya juga, mungkin Perth tidak akan merasakan sakit hati lagi.

Ya, mungkin.

filmlove au


major character death

Setelah kepergian Acha setahun lalu, si kecil mulai diasuh oleh Cinta. Ia mengubah panggilan si kecil menjadi Volim, masih memiliki arti yang sama dengan namanya, hanya untuk mempermudah mereka berkomunikasi.

Tidak terasa sudah satu tahun terlewatkan, hari paling menyakitkan bagi Cinta dan Volim untuk melepas kepergian Acha. Tidak ada yang mengetahui kalau Acha mengidap kardiovaskular yang merenggut nyawanya.

Kesedihan keduanya sudah tidak bisa digambarkan lagi, kehilangan orang paling berharga di kehidupan mereka.

“Mama lagi ngapain yah, kira-kira” kata Volim yang ada di sebelah cinta dengan pandangan kosongnya.

Volim sudah sangat dekat dengan Cinta, semenjak kedatangannya saat itu ia memutuskan untuk tinggal bersama Volim dan Acha. Cinta selalu menjaga Volim dengan sepenuh hatinya, seolah anak kandungnya.

“Mama pasti lagi senyum ngeliatin kita” jawab Cinta sambil tersenyum ke arah Volim. Tidak terasa sudah sangat dekat hubungan antara keduanya sehingga Volim menganggap Cinta juga ibunya.

“Ibu gak boleh sedih ya? nanti mama disana juga sedih” kata Volim sambil mengusap pipi Cinta yang tersenyum dengan air mata yang tergenang.

Akhirnya air mata itu menetes. Cinta mengingat betapa sulitnya keadaan yang ia hadapi setelah Acha menikah, dimana ia harus berusaha berdamai dengan kenangan yang disimpannya, berdamai dengan dirinya sendiri yang selalu bersedih memikirkan Acha.

Sampai pada suatu hari ia bisa bertemu kembali dengan Acha, hidup bersama walaupun tidak dalam waktu yang lama Acha meninggalkannya dan Volim.

Cinta berjanji pada dirinya sendiri akan menyayangi Volim sebagaimana ia menyayangi Acha. Sekarang, orang yang mereka sayangi sudah tenang disana, mungkin sedang menatap keduanya yang sedang saling menguatkan.

Yang akan selalu tersimpan di benak Cinta adalah perasaan keduanya yang abadi dan tidak akan bisa digantikan oleh siapapun.

filmlove au


“gimana kabar kamu, Cinta?” tanya Acha saat mereka berdua duduk di bangku taman yang ada di pinggir danau, sambil sesekali melihat si kecil yang sedang bermain sendirian.

“aku tentunya baik-baik aja, sesuai janjiku” jawab Cinta. Acha tersenyum mendengar jawaban Cinta mengetahui kalau keduanya berusaha menepati janji mereka. Janji untuk selalu bahagia.

Walaupun yang sebenarnya Acha rasakan selama lima tahun terakhir kebanyakan sakit. Di depan si kecil ia selalu tersenyum, tertawa dan terlihat bahagia lalu ketika si kecil terlelap tidur, ia mulai menangis. Bersyukur ia memiliki pendamping hidup yang mengerti dan tidak menuntut ini itu atas perbedaan mereka.

“dia kemana? kok kalian berdua aja?” tanya Cinta.

Acha hanya menggeleng, “dia udah tenang” jawabnya. Cinta sedikit terkejut mengetahui kabar itu.

“kenapa bisa?” tanya Cinta sambil meraih tangan Acha ke genggamannya. Bisa dilihat dari raut wajah Acha yang terlihat sedih.

“dia sakit” jawab Acha sambil menundukkan kepalanya. “aku nyesel selama kita nikah, aku selalu ngebebanin dia dengan bilang aku masih sayang sama kamu, masih cinta sama kamu” kata Acha sambil mengalihkan pandangan dengan menatap danau di depannya.

Cinta agak terkejut mendengar jawaban Acha yang menyatakan bahwa ia masih memikirkan Cinta selama lima tahun ke belakang. Cinta langsung memeluk Acha yang kembali terisak karena teringat oleh kenangan buruk.

“maafin aku gak bisa nepatin janji” kata Acha sambil masih menangis di bahu Cinta.

Cinta terus mengelus punggung Acha dan berusaha menenangkannya. Sebenarnya sama halnya dengan Acha, Cinta juga selalu merasakan sakit setiap harinya. Entah kenapa keduanya bisa bertahan dan dipertemukan kembali, seolah takdir ingin keduanya bersatu.

Acha selalu berpikir, mungkin bagi orang lain hubungan mereka adalah hubungan terlarang, namun apa yang bisa mereka lakukan? Sudah berusaha melupakan dan saling melepas pun mereka malah saling menyakiti.

“Cinta, boleh aku minta tolong sesuatu ke kamu?” tanya Acha sambil menatap Cinta.

“jangan pergi lagi... maafin aku udah ninggalin kamu kemarin” katanya sambil kembali menangis. Cinta hanya merespon dengan terus mengelus kepala Acha.

“aku balik emang untuk kamu, Cha.” katanya.

Merasakan hangat pelukan Cinta membuat Acha semakin ragu untuk menyampaikan pesan yang ingin ia katakan pada Cinta sebelum mereka bertemu. Acha sejak tiga tahun lalu didiagnosis mengidap kardiovaskular yang memungkinkan ia tidak bisa bertahan lebih lama lagi.

“makasih banyak, aku sayang kamu” kata Acha sambil mengeratkan pelukan mereka.

filmlove au


Hari ini adalah hari yang menyenangkan bagi semua orang, hari dimana Acha akan melepas masa lajangnya dengan laki-laki yang ia sayangi namun tidak ia cintai. Hari ini adalah hari dimana semua orang akan menyaksikan Acha tersenyum di hadapan semua orang dengan seorang laki-laki yang akan mendampingi hidupnya.

Acha tersenyum di hadapan semua orang, memasang topeng seolah sedang berbahagia. Mungkin ada beberapa orang yang menyadari senyuman yang sebetulnya menyimpan sakit. Sudah sampai di penghujung acara dimana teman-teman kedua mempelai dapat berbincang dan melepas hari terakhir dimana mereka bisa bebas berbincang dan melepas tawa.

Momen yang seharusnya menjadi momen menyenangkan, justru membuat Acha merasakan sakit karena melihat orang yang berada di hadapannya saat ini.

“kamu cantik” katanya. Dua kata yang berhasil membuat Acha meneteskan air matanya, dua kata yang biasanya ia dengar dengan nada ceria, yang selalu keluar dari mulut orang tercintanya. Hari ini, dua kata itu seolah membawa pilu, membawanya ingin merasakan kembali momen dimana ia bisa merasakan kebahagiaan yang sesungguhnya.

“jangan nangis” katanya sambil mengusap air mata di pipi Acha, berusaha untuk membuat Acha tidak bersedih dengan tersenyum manis yang justru membuat Acha makin terisak. Acha menghapus jarak antara keduanya, memeluk orang yang pernah mengisi hari-harinya dengan tawa dan canda. Orang yang pernah dan akan selalu ada di hatinya.

“hari ini, hari bahagia kamu, kamu harus selalu inget pesan aku untuk bahagia terus ya” katanya sambil mengusap punggung Acha yang ada di dalam pelukannya. Ia berusaha melepas pelukannya dan menatap mata Acha yang sedikit sembab.

Cinta tersenyum melihat orang yang ia sayang akan menempuh kehidupan baru yang lebih serius, walau bukan dengan dirinya. Ia sudah menduga dari awal hari ini akan terjadi, kapanpun itu mereka pasti akan terpisah.

Acha memberikan buket bunga yang ada di tangannya kepada Cinta. “aku mau kamu yang pegang” katanya.

“kenapa? buket ini kan harusnya dilempar dan direbutin yang lainnya” kata Cinta.

Acha hanya menggeleng, “ini hal terakhir dari aku yang harus kamu simpen, aku sengaja pilih bunga lily untuk pernikahanku” katanya sambil meraih tangan Cinta untuk mengambil buket bunga miliknya.

“kenapa kamu pilih lily?” tanya Cinta sambil memperhatikan bunga yang sekarang ada di genggamannya.

“itu lambang cinta pertama” jawab Acha singkat. Jawaban yang berhasil membuat Cinta akhirnya meneteskan air mata.

filmlove au


Sore hari yang cerah, sore yang sudah tidak sama lagi seperti dulu, sore yang tetap menyenangkan walau dengan cara yang berbeda. Acha selalu menghabiskan sore harinya bersama orang yang disayang dan dicintainya.

Dulu, semua terasa menyenangkan dan menyejukkan hati. Orang itu selalu menemaninya disaat susah maupun senang. Semua harus berakhir karena hubungan mereka adalah hubungan yang terlarang.

“Mama, kakak itu cantik banget” kata si kecil sambil menunjuk orang yang ada di seberang sana. Acha langsung mengalihkan pandangannya ke orang yang ditunjuk si kecil.

Acha tidak menyangka akan menemukannya disini. Setelah bertahun-tahun menghilang dan akhirnya bertemu lagi, ia masih sama seperti dulu. Tidak ada sedikitpun yang berubah dari dirinya, bahkan senyumannya pun masih sama.

Seandainya, mereka tidak pernah bertemu kala itu. Seandainya, mereka tidak pernah mencoba menjalin hubungan terlarang itu, mereka tidak akan merasakan sakit yang mereka rasakan saat ini.

Acha masih ingat masa itu, dimana menjadi hari yang menyenangkan di mata semua orang namun tidak bagi mereka. Menjadi hari dimana semuanya seolah runtuh bersamaan dengan harapan dan kenangan yang pernah mereka ukir bersama.

Dulu ia pikir semua orang akan menerima bagaimana dirinya, dulu ia pikir dengan semua orang mengetahui siapa dirinya yang sebenarnya, mereka akan menyetujui apapun keputusan Acha. Ternyata semuanya salah, semuanya justru hancur begitu saja.

Sekarang, Acha sudah memiliki keluarga kecil yang ia sayangi. Memang sulit awalnya, sekarang pun masih terasa sulit namun semua harus tetap berjalan seperti biasa. Ada si kecil yang membutuhkan perhatiannya, membutuhkan kasih sayangnya sebagai seorang ibu.

”Acha” panggil orang itu setelah berada di depannya. Semuanya benar-benar masih sama bahkan saat Acha melihatnya dari dekat, dengan jarak kurang dari dua meter. Melihat semuanya masih sama di depan matanya sendiri, Acha merasa seolah semuanya hilang, semua beban di bahunya selama ini, semua kesedihan yang ia simpan sendirian, semua hilang seiring dengan jatuhnya air mata dari pelupuk matanya.

Cinta menatap Acha dengan tatapan sendu, melihat bagaimana Acha yang sekarang sudah memiliki keluarga dan kebahagiaan yang mungkin diinginkannya. Cinta menghapus jarak antara keduanya dan memeluk Acha, orang yang pernah bahkan masih dicintainya.

Keduanya berpelukan dalam diam sore itu, dengan air mata yang saling membasahi bahu keduanya. Semua beban seolah hilang dalam satu waktu, seiring dengan tangisan keduanya bertemu.

“ini anak kamu?” tanya Cinta kepada Acha sambil mensejajarkan tingginya dengan si kecil yang sedang tersenyum lucu di hadapannya. Acha hanya menjawabnya dengan anggukkan sambil mengelus kepala si kecil.

“nama kamu siapa, sayang?” tanya Cinta sambil menggenggam tangan si kecil.

“nama aku Cinta” jawabnya tanpa ragu sambil terus tersenyum menatap Cinta yang ada di hadapannya. Mendengar jawaban si kecil, Cinta langsung menatap Acha bingung.

Acha yang diberikan tatapan bingung oleh Cinta hanya menganggukkan kepalanya sambil mengelus kepala si kecil, “I name her after you”

filmlove au


Sore hari yang cerah, sore yang sudah tidak sama lagi seperti dulu, sore yang tetap menyenangkan walau dengan cara yang berbeda. Acha selalu menghabiskan sore harinya bersama orang yang disayang dan dicintainya.

Dulu, semua terasa menyenangkan dan menyejukkan hati. Orang itu selalu menemaninya disaat susah maupun senang. Semua harus berakhir karena hubungan mereka adalah hubungan yang terlarang.

“Mama, kakak itu cantik banget” kata si kecil sambil menunjuk orang yang ada di seberang sana. Acha langsung mengalihkan pandangannya ke orang yang ditunjuk si kecil.

Acha tidak menyangka akan menemukannya disini. Setelah bertahun-tahun menghilang dan akhirnya bertemu lagi, ia masih sama seperti dulu. Tidak ada sedikitpun yang berubah dari dirinya, bahkan senyumannya pun masih sama.

Seandainya, mereka tidak pernah bertemu kala itu. Seandainya, mereka tidak pernah mencoba menjalin hubungan terlarang itu, mereka tidak akan merasakan sakit yang mereka rasakan saat ini.

Acha masih ingat masa itu, dimana menjadi hari yang menyenangkan di mata semua orang namun tidak bagi mereka. Menjadi hari dimana semuanya seolah runtuh bersamaan dengan harapan dan kenangan yang pernah mereka ukir bersama.

Dulu ia pikir semua orang akan menerima bagaimana dirinya, dulu ia pikir dengan semua orang mengetahui siapa dirinya yang sebenarnya, mereka akan menyetujui apapun keputusan Acha. Ternyata semuanya salah, semuanya justru hancur begitu saja.

Sekarang, Acha sudah memiliki keluarga kecil yang ia sayangi. Memang sulit awalnya, sekarang pun masih terasa sulit namun semua harus tetap berjalan seperti biasa. Ada si kecil yang membutuhkan perhatiannya, membutuhkan kasih sayangnya sebagai seorang ibu.

”Acha” panggil orang itu setelah berada di depannya. Semuanya benar-benar masih sama bahkan saat Acha melihatnya dari dekat, dengan jarak kurang dari dua meter. Melihat semuanya masih sama di depan matanya sendiri, Acha merasa seolah semuanya hilang, semua beban di bahunya selama ini, semua kesedihan yang ia simpan sendirian, semua hilang seiring dengan jatuhnya air mata dari pelupuk matanya.

Cinta menatap Acha dengan tatapan sendu, melihat bagaimana Acha yang sekarang sudah memiliki keluarga dan kebahagiaan yang mungkin diinginkannya. Cinta menghapus jarak antara keduanya dan memeluk Acha, orang yang pernah bahkan masih dicintainya.

Keduanya berpelukan dalam diam sore itu, dengan air mata yang saling membasahi bahu keduanya. Semua beban seolah hilang dalam satu waktu, seiring dengan tangisan keduanya bertemu.