dracorion


Berhari-hari Chaery selalu nemenin gue yang lagi galau dan kacau ini. Chaery orang paling baik yang pernah gue tau, walaupun dia sering ngatain gue tolol, tapi dia bener-bener baik.

Liat, dia sama sekali gak keberatan karena harus nemenin gue yang lagi sedih gak jelas ini. Walaupun mukanya keliatan kesel, tapi gue tau dia kesel karena sayang sama gue.

Gue gak tau, rasa sayang Chaery ke gue itu sebagai apa ... tapi gue tetep bersyukur karena akhirnya gue sadar kalau masih ada orang yang sayang sama gue.

Gue juga masih punya dua sahabat lainnya, Yeji dan Yuna. Mereka yang selalu ada buat gue walaupun kadang-kadang mereka sibuk dan gak bisa siap sedia kaya Chaery.

Kemarin, mungkin gue terlalu fokus sama kesendirian gue dan rasa kesepian yang gue rasain sampai gue sendiri lupa kalau masih punya temen-temen yang bisa sayang dan nemenin gue disini.

Salah gue juga, terlalu baperan ke orang baru yang kerja untuk gue. Haha ... kedengerannya bodoh ya? Tapi emang bodoh sih. Gapapa, bisa dijadiin pelajaran, 'kan?

Emang, yang namanya pelajaran hidup itu bisa dateng dari mana aja dan mungkin emang ini jalannya untuk gue ... biar gue bisa sadar kalau di sekitar gue masih ada yang sayang sama gue.

Chaery, sekarang dia jadi safety pin gue. Dia selalu ada buat gue beberapa hari ke belakang dan selalu jagain gue. Sekarang mungkin rasa sayang gue ke dia masih sekedar sayang ke sahabat, tapi gak ada yang tau kan gimana nantinya? Semoga yang terbaik terjadi untuk kita semua.

Soal Ryujin kemarin, gue cuma bisa pasrah aja karena gue tau semua ini pasti terjadi. Gak semua orang yang dateng ke kehidupan kita itu bakal selalu ada, semua orang bakal datang dan pergi, 'kan? Mungkin emang Tuhan maunya gue kenal sama Ryujin, bukan untuk selamanya bareng Ryujin.

Gue kebanyakan nonton sinetron kali ya? Jadi mikir kalau jalan hidup bisa selucu dan segemes sinetron, haha.

Padahal yang namanya hidup, pasti ada manis dan pahitnya.

Nobody said it's gonna be okay for you. It's gonna be a bumpy road where you'll spend your night crying over something but that's okay, healing takes time.


Kadang di hidup ini memang banyak hal yang bakal kita sesali, mulai dari hal kecil sampai hal yang bakal bikin lu merasa malu sampai mau ngubur diri sendiri rasanya.

Tapi yang kita bisa lakuin cuma jadiin semuanya sebagai pelajaran, buat kita sendiri atau orang lain. Emang sih ... susah banget nerima kenyataan yang gak sesuai sama ekspektasi kita, tapi emang yang sebenernya nyakitin diri kita sendiri itu ya ekspektasi kita sendiri.

Contohnya gue, gue adalah cewek yang beruntung karena dikasih fisik yang lumayan menarik dan punya pacar seganteng Hyuck, tapi yang gue lakuin malah apa? gue buka jasa girlfriend rent gara-gara gue bosen, karena Hyuck jarang punya waktu sama gue.

Aneh ya? Mungkin emang aneh, tapi ini cara gue menghilangkan rasa kesepian gue. Gue masih sayang Hyuck tentunya, walaupun gak selalu gue tunjukin karena dia pun gitu. Yang gue sesali adalah gue malah jadi makin jarang menghabiskan waktu sama Hyuck, orang yang gue sayang.

Sekarang mungkin udah saatnya memperbaiki semua kesalahan kita, Hyuck mulai memprioritaskan gue dan begitu juga sebaliknya. Beruntung, gue sama sekali gak terlambat untuk memperbaiki semuanya karena pacar gue adalah Hyuck, orang paling sabar yang pernah gue temuin, walaupun di mata orang dia slengean dan gak bisa serius, tapi dia gak pernah main-main sama yang namanya hubungan.

Mungkin, hal-hal yang pernah kita lakuin dulu itu salah, tapi beruntung kita berdua masih bareng sampai sekarang untuk memperbaiki semuanya bareng-bareng.

Gue cuma bisa berharap untuk orang-orang yang mungkin merasa sakit hati karena gue, semoga mereka bisa cepet pulih dan menemukan orang terbaik yang bisa ngerangkul mereka seperti Hyuck ke gue.

jinlia au // slight chaerlia


cw // harsh words


“Udah gue bilang kan, gak usah coba-coba,” kata Chaery dengan wajah kesal, masih melihat Lia dengan keadaan berantakan tergulung selimut di atas kasur sambil menatap layar ponselnya.

“Ya lu gak ngerti rasanya gimana jadi gue, gue tuh gak punya temen, semua orang sibuk.” Kata Lia kesal, masih menangis sambil memainkan ponselnya.

“Kata siapa lu gak punya temen? Gue apaan? Anjing?” tanya Chaery mulai menaikkan nada bicaranya akibat emosi karena Lia yang sangat sulit untuk diberi tahu.

“Si Ryujin pujaan hati lu itu udah punya cowok, gak usah dikejar.” Kata Chaery lagi, kesal.

“Iya, biarin gue nikmatin kesedihan gue dulu,” jawab Lia. Chaery menghela napas kesal, “lu orang paling tolol yang pernah gue temuin, sumpah.” Kata Chaery sambil masih menatap layar ponselnya, ogah melihat Lia yang sudah kacau di hadapannya sekarang.

“Iya gue tolol,” jawab Lia yang semakin membuat Chaery kesal. Chaery menghela napas, “stop mikirin orang yang gak pernah mikirin lu, dia bener-bener gak ada perasaan apa-apa sama lu, daripada fokus sama orang gak jelas yang baru lu kenal seminggu mending fokus sama orang-orang di sekitar yang sayang sama lu.” Kata Chaery panjang lebar menjelaskan, berharap Lia akan mengerti.

Lia hanya termenung mendengar perkataan yang keluar dari mulut Chaery, “siapa yang sayang sama gue?” tanyanya sambil mengerutkan alis.

“Gue. Gue sayang sama lu, sebagai sahabat atau apapun, terserah. Gue gak suka liat lu sedih gini.”

jinlia au


Pagi ini Ryujin terbangun lebih awal, dilihat Lia di sebelahnya masih tertidur dengan wajah yang —surprisingly, terlihat sangat cantik.

Good morning, cantik,” ucap Ryujin saat Lia mulai membuka matanya. “Good morning, Ryujin.” Jawab Lia, masih sambil meregangkan otot-otot nya karena baru bangun dari tidur.

“Ayo bangun, mandi atau cuci muka dulu.” kata Ryujin yang langsung dituruti oleh Lia dengan berjalan ke kamar mandi. Hari ini akan menjadi hari terakhir untuk Ryujin bekerja sebagai client dari Lia sekaligus hari terakhirnya bekerja menjadi pacar sewaan.


“Aku udah nyiapin sesuatu buat kamu untuk hari terakhir ini,” kata Ryujin setelah merapihkan peralatan makan di hadapannya.

Ryujin dan Lia saat ini sedang menikmati sore di restoran pinggir pantai, tempat yang cukup romantis untuk para pasangan menghabiskan waktu sampai matahari terbenam.

“Oh ya? Apa?” tanya Lia sambil memasang wajah penasarannya yang lucu. Ryujin hanya terkekeh melihat ekspresi Lia, “ada, nanti ya.” Jawabnya.

Sore ini Lia benar-benar terlihat berbeda, terlihat lebih cantik dari sebelumnya. Ryujin tau, hari ini akan menjadi hari terakhirnya dengan Lia sebagai pacar —walaupun hanya sewaan.


Lia benar-benar merasa beruntung mengenal Ryujin dan mendapatkan banyak perhatian darinya, terlepas dari semua yang dilakukan Ryujin hanyalah tuntutan pekerjaan, Lia merasakan dirinya nyaman lebih dari itu.

Memang, itu adalah salah satu resiko yang sangat dihindari Lia, namun sepertinya diri yang kesepian dan membutuhkan teman itu mulai terbiasa dengan kehadiran Ryujin yang selalu memberikan perhatian dan kasih sayang kepadanya.

Lia sudah sempat membicarakan ini dengan Chaery kalau ia akan memperpanjang kontraknya dengan Ryujin sampai beberapa bulan kedepan, uang bukanlah masalah untuknya.


“Hari ini hari terakhir kita, kamu ada sesuatu yang mau disampein gak?” tanya Ryujin.

“Um ... gak ada? Aku cuma mau bilang makasih udah mau nemenin aku, bikin aku gak merasa kesepian selama satu minggu ini.” jawab Lia sambil tersenyum.

“Aku juga makasih ya, karena kamu udah mau pake jasaku,” kata Ryujin, “setelah ini kalo kamu mau, kita masih bisa temenan.” Lanjutnya sambil menekankan kata temenan.

“Oh iya, aku ada sesuatu untuk kamu, sebentar,” kata Ryujin langsung beranjak dari duduknya lalu mengambil bunga dan balon untuk Lia.

Bisa dilihat dari ekspresi yang dikeluarkan oleh Lia, ia terlihat sangat senang terlebih karena orang yang —mungkin disukainya, memberikan hadiah spesial untuknya. “Ini part of servicesnya girlfriend rent?” tanya Lia iseng.

“Enggak, cuma kamu yang aku kasih hadiah farewell gini.” Jawab Ryujin yang langsung membuat Lia gelagapan.

jinlia ryujisu au


Ryujin dan Lia sudah sampai di club tempat ulang tahun Jaemin dirayakan, malam ini tidak terlalu ramai karena Jaemin sudah memesan seluruh meja untuk teman-temannya.

“Temen kamu yang mana?” tanya Ryujin pelan, sedikit gugup karena baru saja ia melihat orang yang dikenalnya lewat, “nanti aku kenalin, ini aku juga lagi nyariin dia,” jawab Lia sampai akhirnya ia menemukan Jaemin yang sedang berbincang-bincang dengan temannya.

“Hai! Happy birthday Jaemin!” ucap Lia langsung memeluk Jaemin.

Thank you, Lia, lo dateng sama siapa?” tanya Jaemin.

Lia langsung menunjuk Ryujin, “gue berdua aja,” jawabnya. Jaemin yang melihat Ryujin hanya bisa tersenyum dan langsung menjabat tangannya, canggung.

Malam ini Ryujin benar-benar hanya berbincang dengan Lia, menemaninya berdua sambil meminum minuman yang sudah disediakan di acara malam itu. Ryujin sama sekali tidak menduga kalau malam ini ia datang ke pesta ulang tahun Jaemin, teman baik dari kekasih aslinya, Haechan, yang hari itu ada di sana.

Ryujin hanyalah bisa berpura-pura tidak mengenal semua orang agar Lia tetap merasa nyaman dengan Ryujin di sampingnya. Hubungan Ryujin dengan Haechan baik-baik saja namun tidak dengan teman-teman Haechan yang selalu melarang Haechan terlalu dekat dengan Ryujin karena alasan pekerjaan yang dimilikinya.

jaemren au / slight renhyuck.


contains : trauma, trust issue, commitment issues, friendzoned, friends with benefits.


Hari ini adalah hari dimana Jaemin akan mengungkapkan semuanya kepada Renjun, ia sudah tidak tahan terlalu lama menahan perasaannya sejak pertama kali ia membantu Renjun untuk bangkit dari sakit hatinya karena ditinggalkan oleh Haechan.

Sebenarnya tetap ada perasaan ragu di diri Jaemin, ia bingung dan takut kalau Renjun akan menolak ajakannya untuk menjalin hubungan bersama, mengingat Renjun sangat takut kalau harus sampai kehilangan teman dan orang-orang yang disayangnya.

Apabila ditanyakan, bagaimana perasaan Jaemin saat ini, ia sangat menyayangi Renjun. Memang, awalnya hanya sebagai teman namun perasaannya kian tumbuh seiring berjalannya waktu.

“Gue sayang sama lo.” Kata Jaemin sambil menatap Renjun yang tadinya sedang fokus pada buku di genggaman tangan nya.

“Gue juga, lo kan temen gue jadi gue sayang sama lo,” jawab Renjun acuh dan kembali fokus ke buku yang dibacanya.

“Gue serius, sayang gue bukan sebagai temen doang,” kata Jaemin lagi, masih menatap Renjun dengan tatapan serius. Renjun balik menatap manik hitam itu, “iya, trus gue harus apa?” tanya Renjun yang wajahnya mulai terlihat kesal akibat pernyataan Jaemin.

“Lo sama sekali gak merasakan rasa sayang ke gue lebih dari seorang temen?” tanya Jaemin kembali, masih sabar dan tetap menatap Renjun dengan serius.

“Okay, jujur ... gue sayang sama lo lebih dari seorang temen juga, tapi gue gak mau. Jaemin, gue gak mau kalo harus menjalin hubungan lagi sama temen gue sendiri.” Jawabnya dengan tegas.

“Kenapa?” tanya Jaemin.

“Gue gak mau kehilangan temen gue, lo orang baik, orang yang gue percaya. Kalo suatu saat kita pacaran dan kita punya masalah, gue gak menjamin kita bakal bisa temenan lagi walaupun kita saling sayang,” jelasnya. “Tapi gue bakal berusaha biar lo sama gue terus, gue tau lo sayang sama gue, gue juga sayang sama lo, apa yang kurang?” tanya Jaemin.

“Gak ada yang kurang, Jaem. Permasalahannya disini, gue masih takut untuk menjalin hubungan lagi, gue takut kehilangan orang baik kaya lo dan Haechan, gue masih belum siap untuk jatuh lagi,” jawab Renjun.

Jaemin hanga bisa terdiam mendengar jawaban yang diberikan oleh Renjun. Memang, banyak resiko yang akan didapat dari memulai hubungan dengan teman sendiri, namun tidak bisa dipungkiri di dunia ini memang semua orang akan datang dan pergi. Renjun belum siap untuk menghadapi semuanya.

Renjun masih bisa mengingat bagaimana masalah-masalah bermunculan saat menjalin hubungan dengan Haechan, bagaimana semua tangisnya pecah saat Haechan sudah tidak sanggup lagi menghadapi Renjun dan segala sikapnya yang membuat Haechan tidak nyaman.

Renjun tau, sangat tau, kalau Jaemin menyayanginya. Ia juga sangat menyayangi Jaemin, ia tidak ingin Jaemin sampai pergi seperti Haechan, ia tidak ingin mengecewakan Jaemin suatu saat nanti.

“Gue gak sama kaya Haechan, gue bakal berusaha untuk bikin lo percaya,” kata Jaemin sambil menggenggam tangan Renjun dan menatap matanya dengan tatapan serius.

“Terserah ... intinya gue mungkin gak akan siap untuk mulai hubungan lagi, setidaknya untuk saat ini,” kata Renjun.

“Gue akan tetep disini buat lo.” jawab Jaemin.

Renjun menganggukkan kepalanya lalu tersenyum, “Thanks Jaem, tapi kalo suatu saat lo nemu orang yang bikin lo lebih sayang lagi ... go for them, gue hanya bakal disini sebagai temen lo karena gue gak mau sampe kehilangan orang yang gue sayang lagi.” jawabnya.

day 3 – 5 of dating (shortened)


Hari ini adalah hari ketiga dimana Ryujin akan bekerja lagi sebagai pacar sewaan Lia, hari ini Lia akan mengajaknya untuk movie marathon bersama di rumah Lia.

“Kamu mau nonton apa?” tanya Lia sambil masih fokus kepada tv di hadapannya, masih fokus memilih film untuk ditonton bersama Ryujin.

“Kamu yang pilih, aku bisa nonton apa aja.” jawab Ryujin sambil masih menyenderkan punggungnya di bedhead Lia.

“Ummm my little pony?” tanya Lia iseng sambil menahan tawa, yang tidak disangka Ryujin malah menganggukkan kepalanya. “Boleh kalo emang mau nonton itu,” jawabnya. Lia hanya terkekeh karena Ryujin tidak pernah mengatakan tidak ke perkataan apapun yang Lia keluarkan.

Berujung hari ini mereka lalui dengan berpelukan berdua, bergulung di bawah selimut sambil berpelukan satu dengan yang lainnya, mata yang fokus dengan tontonan di hadapan mereka dan tubuh yang nyaman merasakan kehangatan.


Hari-hari mereka lalui bersama. Hari ketiga diisi dengan movie marathon, hari keempat diisi dengan Ryujin yang menemani Lia shopping dan mengerjakan tugas bersama di coffee shop, lalu hari terakhir diisi dengan belanja, makan siang dan makan malam bersama.

Tidak bisa dipungkiri kalau Lia merasa sangat nyaman dan senang dengan cara Ryujin mememperlakukannya. Memang, Ryujin hanyalah pacar yang disewanya namun ia sedikit takut kalau ada perasaan yang mungkin akan berkembang karena kerjasama yang mereka lakukan.

Lagipula, tujuan Lia membayar pacar sewaan memang hanya untuk mendapatkan afeksi dan perhatian dari seseorang yang bisa menemaninya disaat ia butuh, ntah resiko apa yang akan diterima kalau Lia mengikuti perasaannya, sekarang ia hanya akan fokus pada kesenangan yang didapat dari menjadi kekasih dari Shin Ryujin.

renhyuck


“Kenapa ya, penyesalan selalu dateng di akhir?” tanya Renjun sambil menundukkan kepalanya dalam, berusaha menahan tangis yang lagi-lagi akan keluar dari matanya.

“Penyesalan? Kenapa?” tanya Jaemin.

“Kemana aja gue selama ini?” tanya Renjun, “gue udah nyia-nyiain orang yang sayang sama gue, sampe dia pergi.” Katanya.

memang, Renjun dan Haechan baru saja memutuskan untuk tidak melanjutkan hubungan mereka yang mungkin akan semakin menyakiti Haechan nantinya.

“Gak ada yang perlu disesali sekarang, ambil semua sebagai pelajaran aja.” Kata Jaemin, masih bingung bagaimana cara menenangkan Renjun yang semakin hari terlihat semakin kacau karena ditinggal oleh Haechan.

“Dia baik” kata pria yang kini kembali meneteskan air matanya, “dia orang paling baik yang gue kenal, gak pernah ada orang yang bikin gue sesayang ini, selain dia.” Lanjut Renjun, mulai terisak dalam tangisannya.

“Gue gak marah sama dia, gue marah sama diri gue sendiri karena bikin dia sedih.”

“Udah, jangan terlalu keras sama diri sendiri,” ujar Jaemin sambil mengusap pelan bahu Renjun yang bergetar karena isakan tangisnya.

“Gue gak suka kalo ada yang bikin dia sedih, tapi ternyata selama ini gue yang bikin dia sedih,” kata Renjun berusaha mengusap air mata yang terus turun ke pipinya.

Renjun benar-benar merasa tidak pantas mendapatkan Haechan. Sejak awal mereka kenal, Haechan adalah orang baik dan penuh dengan keceriaan yang selalu dibawanya kemanapun ia pergi.

Dulu ketika Renjun masih bersama Haechan, ia benar-benar merasakan apa yang sering diceritakan orang-orang tentang bagaimana rasa mencintai, kebahagiaan dan warna dalam hidup yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.

Haechan adalah orang paling baik yang pernah ia temui, Renjun merasa beruntung bisa mengenal Haechan lebih dekat dan lebih baik daripada orang lain.

Ia menyesali semuanya sekarang, selama bersama Haechan sudah terlalu banyak kesalahan yang dilakukannya, tapi apa yang dilakukan Haechan? selalu memaafkan semua kesalahan yang Renjun perbuat, apapun.

Sudah tidak bisa dihitung lagi berapa kali Renjun menyakiti perasaan Haechan, membuatnya menangis, mengacaukan hari-harinya, hanya karena keinginan Renjun yang tidak ada habisnya, meminta ini dan itu.

Haechan menjadi rumah bagi Renjun, rumah dimana ia akan pulang, dimana ia berlindung. Namun sekarang semua hanya menjadi kenangan dan memori yang indah —namun menyakitkan, bagi Renjun.

Bukan salah Haechan kalau sudah tidak bisa menyayangi Renjun seperti sebelumnya, bukan salah Renjun juga karena tidak bisa peka dan merasakan rasa sayang yang sudah diberikan oleh Haechan kepadanya.

Haechan, orang paling baik yang pernah Renjun kenal, orang yang memberikan banyak dampak positif di kehidupannya, orang yang sudah mengenalkan bagaimana rasanya bahagia dan rasa cinta kepadanya.

Renjun adalah orang paling beruntung karena sempat memiliki Haechan.

“Renjun, gak ada yang bilang semua bakal baik-baik aja setelah apa yang terjadi di antara kalian, it's gonna be a bumpy road, bakal banyak hari-hari dan malam yang lu laluin dengan nangis, ngerasain yang namanya nyesel karena kesalahan yang lu perbuat,” kata Jaemin sambil masih terus merangkul Renjun, berusaha memenangkan.

“Semuanya gapapa, manusia itu wajar merasakan yang namanya sedih, menyesal, ataupun marah,” ujar Jaemin yang berhasil membuat isakan tangis Renjun mereda, “that's okay, healing takes time, lu pasti bisa kembali kaya dulu sebelum kenal sama dia.” Lanjutnya.

“Gue brengsek banget.” kata Renjun.

“Enggak sama sekali, semua orang pernah ngelakuin kesalahan.” ujar Jaemin sambil menatap mata Renjun yang mulai sembab karena terlalu banyak mengeluarkan air mata.

“Lu orang baik, Haechan juga. Kalian berdua adalah orang baik yang dipertemukan sama Tuhan buat saling melengkapi, tapi mungkin kalian hanya dipertemukan untuk saling mengenal, bukan untuk bersama terus selamanya.” kata Jaemin.

“Semua orang bakal datang dan pergi, kok. Gue ataupun lu juga nantinya akan begitu, yang kita harus pelajari disini ya cuma satu, ikhlas.”

renjun x female reader


:: nsfw, short scene, praise kink, curse words


Renjun is still trying hard to focus on his work right now but you're there, teasing her with that kind of looks, keep staring at his eyes sensually.

he's behind of his working table, sitting there with a mess hair, while you are still sitting in front of him, with your usual position but tonight, he sees you differently.

“what are you doing?” asked RenjunRenjun, tired of holding on what he feels right now.

“sitting?”

“what's with that tongue playing with your own lips?” he asked, you just played with your own mouth, licking it to keep it moist.

“I'm not doing it on purpose” you answered.

Renjun sighed then returned to his unfinished work, he promised himself not to get aroused just by seeing you doing unsensual things.

now you started to lick your own fingers, two fingers inside of your mouth, licking them like you lick a sweet lollies.

“what's with that eyes, daddy? ” you said after seeing Renjun madly glares at you.

“shut up”

“ow... are you mad at me?” you asked him and getting up to get closer to him, sitting on the table where he's working on.

he sighs, “won't you please let me do my work first?”

you shake your head and pout, “put your work aside, Renjun. I'm the one you should finish first” you said.

“don't blame me if you couldn't walk tomorrow” he said.

jinlia ryujisu au


Saat Ryujin memarkirkan mobilnya di garasi rumah Lia, ia bisa melihat Lia hari ini hanya mengenakan kaos dan celana pendek yang bahkan tetap membuat Lia terlihat cantik.

Saat pertama kali Ryujin melihat Lia, ia bahkan merasakan kecantikan client nya ini memiliki aura yang berbeda, tatapan mata yang sendu menyipit setiap tersenyum atau tertawa.

“Halo Ryu!” sapa Lia saat Ryujin keluar dari mobilnya.

Good morning, cantik,” kata Ryujin langsung memberikan Lia pelukan hangat dengan melingkarkan tangannya di pinggang Lia, “Good morning, hehe.” Jawab Lia, canggung karena ini kali pertama Ryujin memeluknya.

Tentu, Ryujin menyadari perubahan ekspresi Lia karena wajahnya sedikit memerah, lucu. Ryujin langsung mengusap pelan rambut Lia, “yuk sarapan?” ajaknya.

Lia tersenyum dan mengangguk, “yuk”

Keduanya berjalan kaki beriringan sampai ke tempat tujuan, warung bubur langganan Lia, “buburnya dua ya, pak, satunya pake kacang yang banyak.” Kata Lia lalu langsung duduk bersama Ryujin.

“Kamu suka bubur pake kacang yang banyak gitu ya?” tanya Ryujin.

“Iya hehe, enak aja renyah,” jawabnya sambil tertawa kecil, Ryujin langsung terkekeh melihat Lia yang menurutnya hari ini terlihat sangat lucu.

“Lucu banget, sih?” kata Ryujin yang membuat Lia langsung bingung, “aku kenapa?” tanya Lia, “aku gak ngapa-ngapain,” sambungnya yang dijawab kekehan oleh Ryujin, “gapapa, kamu diem aja lucu menurut aku.” Jawab Ryujin.


Menghabiskan waktu kurang lebih satu jam bersama Lia di warung bubur langganannya, sekarang Ryujin dan Lia sudah berada di ruang keluarga di rumah Lia.

Sesuai apa yang dikatakan oleh Lia kemarin, ia akan mengerjakan tugas-tugasnya hari ini. Sebelumya Ryujin belum pernah menemani client nya belajar, jadi mungkin kali ini ia akan sedikit bingung.

Tidak terasa sudah beberapa jam Lia duduk ditemani Ryujin di sebelahnya, di atas karpet lantai ruang keluarga dengan laptop di hadapannya.

“Kamu kalo belajar rambutnya gak diiket aja?” tanya Ryujin, melihat rambut Lia yang menghalangi wajahnya karena menundukkan kepala terlalu fokus mengerjakan tugas.

“Gapapa, males aja posisiku udah enak,” jawabnya, kembali fokus ke laptop di hadapannya. Ryujin langsung berinisiatif untuk mengikat rambut Lia, “aku iketin ya?” tanyanya pelan yang langsung dijawab anggukkan oleh Lia.

Ryujin langsung perlahan merapihkan rambut Lia dan mengikatnya, Lia masih tetap fokus pada laptopnya. Ryujin tersenyum menyadari betapa Lia terlihat sangat cantik saat serius seperti ini.

“Kamu kalo bosen main hp aja, Ryu. Aku masih ngurusin tugas, agak bingung.” Katanya tanpa menolehkan kepalanya. Ryujin tidak bergeming masih memperhatikan Lia sambil tersenyum.

“Kamu gak pegel nunduk gitu? gak mau senderan?” tanya Ryujin sambil meraih bahu Lia, “sini senderan sama aku sambil dikerjain tugasnya,” katanya lalu menarik Lia ke rangkukannya. Tidak seperti biasanya, kali ini malah Ryujin yang tersipu karena jarak mereka yang dekat.


“Huh ... pegel,” keluh Lia setelah lebih dari satu jam mengerjakan tugasnya sambil dirangkul oleh Ryujin.

“Mau makan gak?” tanya Ryujin, “nanti tugasnya dilanjut lagi” sambungnya.

Lia menganggukkan kepalanya, lalu memesan makanan yang tidak perlu menunggu waktu lama langsung datang ke rumahnya.

“Kamu mau aku suapin aja gak?” tanya Ryujin. Lia langsung menaikkan alisnya bingung, “Kok disuapin?” tanyanya.

“Kali aja kamu masih mau ngerjain tugas, aku suapin biar kamu tetep bisa ngerjain,” katanya yang langsung menyendokkan makanannya ke arah mulut Lia.

Lia hanya tersenyum lalu melahap makanan yang disuapkan Ryujin, “thanks ya.” Katanya.

My pleasure, sayang.” Jawabnya sambil mengelus rambut Lia. Sepertinya mengelus rambut dan mengusap kepala Lia menjadi hal yang sangat disukai Ryujin.