bumpy road
renhyuck
“Kenapa ya, penyesalan selalu dateng di akhir?” tanya Renjun sambil menundukkan kepalanya dalam, berusaha menahan tangis yang lagi-lagi akan keluar dari matanya.
“Penyesalan? Kenapa?” tanya Jaemin.
“Kemana aja gue selama ini?” tanya Renjun, “gue udah nyia-nyiain orang yang sayang sama gue, sampe dia pergi.” Katanya.
memang, Renjun dan Haechan baru saja memutuskan untuk tidak melanjutkan hubungan mereka yang mungkin akan semakin menyakiti Haechan nantinya.
“Gak ada yang perlu disesali sekarang, ambil semua sebagai pelajaran aja.” Kata Jaemin, masih bingung bagaimana cara menenangkan Renjun yang semakin hari terlihat semakin kacau karena ditinggal oleh Haechan.
“Dia baik” kata pria yang kini kembali meneteskan air matanya, “dia orang paling baik yang gue kenal, gak pernah ada orang yang bikin gue sesayang ini, selain dia.” Lanjut Renjun, mulai terisak dalam tangisannya.
“Gue gak marah sama dia, gue marah sama diri gue sendiri karena bikin dia sedih.”
“Udah, jangan terlalu keras sama diri sendiri,” ujar Jaemin sambil mengusap pelan bahu Renjun yang bergetar karena isakan tangisnya.
“Gue gak suka kalo ada yang bikin dia sedih, tapi ternyata selama ini gue yang bikin dia sedih,” kata Renjun berusaha mengusap air mata yang terus turun ke pipinya.
Renjun benar-benar merasa tidak pantas mendapatkan Haechan. Sejak awal mereka kenal, Haechan adalah orang baik dan penuh dengan keceriaan yang selalu dibawanya kemanapun ia pergi.
Dulu ketika Renjun masih bersama Haechan, ia benar-benar merasakan apa yang sering diceritakan orang-orang tentang bagaimana rasa mencintai, kebahagiaan dan warna dalam hidup yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.
Haechan adalah orang paling baik yang pernah ia temui, Renjun merasa beruntung bisa mengenal Haechan lebih dekat dan lebih baik daripada orang lain.
Ia menyesali semuanya sekarang, selama bersama Haechan sudah terlalu banyak kesalahan yang dilakukannya, tapi apa yang dilakukan Haechan? selalu memaafkan semua kesalahan yang Renjun perbuat, apapun.
Sudah tidak bisa dihitung lagi berapa kali Renjun menyakiti perasaan Haechan, membuatnya menangis, mengacaukan hari-harinya, hanya karena keinginan Renjun yang tidak ada habisnya, meminta ini dan itu.
Haechan menjadi rumah bagi Renjun, rumah dimana ia akan pulang, dimana ia berlindung. Namun sekarang semua hanya menjadi kenangan dan memori yang indah —namun menyakitkan, bagi Renjun.
Bukan salah Haechan kalau sudah tidak bisa menyayangi Renjun seperti sebelumnya, bukan salah Renjun juga karena tidak bisa peka dan merasakan rasa sayang yang sudah diberikan oleh Haechan kepadanya.
Haechan, orang paling baik yang pernah Renjun kenal, orang yang memberikan banyak dampak positif di kehidupannya, orang yang sudah mengenalkan bagaimana rasanya bahagia dan rasa cinta kepadanya.
Renjun adalah orang paling beruntung karena sempat memiliki Haechan.
“Renjun, gak ada yang bilang semua bakal baik-baik aja setelah apa yang terjadi di antara kalian, it's gonna be a bumpy road, bakal banyak hari-hari dan malam yang lu laluin dengan nangis, ngerasain yang namanya nyesel karena kesalahan yang lu perbuat,” kata Jaemin sambil masih terus merangkul Renjun, berusaha memenangkan.
“Semuanya gapapa, manusia itu wajar merasakan yang namanya sedih, menyesal, ataupun marah,” ujar Jaemin yang berhasil membuat isakan tangis Renjun mereda, “that's okay, healing takes time, lu pasti bisa kembali kaya dulu sebelum kenal sama dia.” Lanjutnya.
“Gue brengsek banget.” kata Renjun.
“Enggak sama sekali, semua orang pernah ngelakuin kesalahan.” ujar Jaemin sambil menatap mata Renjun yang mulai sembab karena terlalu banyak mengeluarkan air mata.
“Lu orang baik, Haechan juga. Kalian berdua adalah orang baik yang dipertemukan sama Tuhan buat saling melengkapi, tapi mungkin kalian hanya dipertemukan untuk saling mengenal, bukan untuk bersama terus selamanya.” kata Jaemin.
“Semua orang bakal datang dan pergi, kok. Gue ataupun lu juga nantinya akan begitu, yang kita harus pelajari disini ya cuma satu, ikhlas.”