second day of dating;
jinlia ryujisu au
Saat Ryujin memarkirkan mobilnya di garasi rumah Lia, ia bisa melihat Lia hari ini hanya mengenakan kaos dan celana pendek yang bahkan tetap membuat Lia terlihat cantik.
Saat pertama kali Ryujin melihat Lia, ia bahkan merasakan kecantikan client nya ini memiliki aura yang berbeda, tatapan mata yang sendu menyipit setiap tersenyum atau tertawa.
“Halo Ryu!” sapa Lia saat Ryujin keluar dari mobilnya.
“Good morning, cantik,” kata Ryujin langsung memberikan Lia pelukan hangat dengan melingkarkan tangannya di pinggang Lia, “Good morning, hehe.” Jawab Lia, canggung karena ini kali pertama Ryujin memeluknya.
Tentu, Ryujin menyadari perubahan ekspresi Lia karena wajahnya sedikit memerah, lucu. Ryujin langsung mengusap pelan rambut Lia, “yuk sarapan?” ajaknya.
Lia tersenyum dan mengangguk, “yuk”
Keduanya berjalan kaki beriringan sampai ke tempat tujuan, warung bubur langganan Lia, “buburnya dua ya, pak, satunya pake kacang yang banyak.” Kata Lia lalu langsung duduk bersama Ryujin.
“Kamu suka bubur pake kacang yang banyak gitu ya?” tanya Ryujin.
“Iya hehe, enak aja renyah,” jawabnya sambil tertawa kecil, Ryujin langsung terkekeh melihat Lia yang menurutnya hari ini terlihat sangat lucu.
“Lucu banget, sih?” kata Ryujin yang membuat Lia langsung bingung, “aku kenapa?” tanya Lia, “aku gak ngapa-ngapain,” sambungnya yang dijawab kekehan oleh Ryujin, “gapapa, kamu diem aja lucu menurut aku.” Jawab Ryujin.
Menghabiskan waktu kurang lebih satu jam bersama Lia di warung bubur langganannya, sekarang Ryujin dan Lia sudah berada di ruang keluarga di rumah Lia.
Sesuai apa yang dikatakan oleh Lia kemarin, ia akan mengerjakan tugas-tugasnya hari ini. Sebelumya Ryujin belum pernah menemani client nya belajar, jadi mungkin kali ini ia akan sedikit bingung.
Tidak terasa sudah beberapa jam Lia duduk ditemani Ryujin di sebelahnya, di atas karpet lantai ruang keluarga dengan laptop di hadapannya.
“Kamu kalo belajar rambutnya gak diiket aja?” tanya Ryujin, melihat rambut Lia yang menghalangi wajahnya karena menundukkan kepala terlalu fokus mengerjakan tugas.
“Gapapa, males aja posisiku udah enak,” jawabnya, kembali fokus ke laptop di hadapannya. Ryujin langsung berinisiatif untuk mengikat rambut Lia, “aku iketin ya?” tanyanya pelan yang langsung dijawab anggukkan oleh Lia.
Ryujin langsung perlahan merapihkan rambut Lia dan mengikatnya, Lia masih tetap fokus pada laptopnya. Ryujin tersenyum menyadari betapa Lia terlihat sangat cantik saat serius seperti ini.
“Kamu kalo bosen main hp aja, Ryu. Aku masih ngurusin tugas, agak bingung.” Katanya tanpa menolehkan kepalanya. Ryujin tidak bergeming masih memperhatikan Lia sambil tersenyum.
“Kamu gak pegel nunduk gitu? gak mau senderan?” tanya Ryujin sambil meraih bahu Lia, “sini senderan sama aku sambil dikerjain tugasnya,” katanya lalu menarik Lia ke rangkukannya. Tidak seperti biasanya, kali ini malah Ryujin yang tersipu karena jarak mereka yang dekat.
“Huh ... pegel,” keluh Lia setelah lebih dari satu jam mengerjakan tugasnya sambil dirangkul oleh Ryujin.
“Mau makan gak?” tanya Ryujin, “nanti tugasnya dilanjut lagi” sambungnya.
Lia menganggukkan kepalanya, lalu memesan makanan yang tidak perlu menunggu waktu lama langsung datang ke rumahnya.
“Kamu mau aku suapin aja gak?” tanya Ryujin. Lia langsung menaikkan alisnya bingung, “Kok disuapin?” tanyanya.
“Kali aja kamu masih mau ngerjain tugas, aku suapin biar kamu tetep bisa ngerjain,” katanya yang langsung menyendokkan makanannya ke arah mulut Lia.
Lia hanya tersenyum lalu melahap makanan yang disuapkan Ryujin, “thanks ya.” Katanya.
“My pleasure, sayang.” Jawabnya sambil mengelus rambut Lia. Sepertinya mengelus rambut dan mengusap kepala Lia menjadi hal yang sangat disukai Ryujin.