rumah

filmlove au.


Sore itu, sambil menatap matahari yang akan terbenam dengan kedua mata mereka, sepasang kekasih terduduk di kursi dekat danau, dengan perasaan yang tidak bisa dideskripsikan, senang atau sedih semua tercampur menjadi satu.

Setelah semua hal yang sudah dilalui, mulai dari senang, sedih, susah selalu dilalui bersama oleh keduanya. Belum, semua ini belum berakhir, masih ada banyak perjalanan yang akan dilewati oleh keduanya, entah itu baik ataupun buruk mereka harus dan akan berusaha untuk tetap bersama.

Bukan sekali dua kali mereka mengalami masalah dalam hubungan, mulai dari kecil hingga besar, saling menyayangi dan menyakiti di waktu bersamaan, namun saat ini tidak ada yang tersakiti lagi, yang ada hanya rasa sayang. Rasa sayang yang dimiliki keduanya, yang terus tumbuh seiring berjalannya waktu, seiring dengan tangisan dan tawa yang mereka berdua alami bersama.

Dua manusia yang saling membutuhkan satu sama lain, saling melengkapi dan menguatkan. Terkadang mereka sama sekali tidak menyangka akan sampai di titik ini, dimana keduanya bisa saling mengenal satu sama lain, memberikan kasih sayang dan saling menyemangati.

Keduanya selalu berharap kalau bisa menjadi rumah bagi satu sama lain sehingga sejauh atau selama apapun mereka pergi, mereka akan kembali ke rumah tempat mereka tinggal. Rumah yang nyaman, yang dijadikan sebagai tempat berlindung dan tempat melepas lelah.

“Terimakasih udah mau bertahan sejauh ini, ya” ucap Film sambil menggenggam tangan Love.

Love menganggukkan kepalanya, “Terimakasih juga udah mau bertahan sejauh ini, ayo kita bareng-bareng terus, sampai kapanpun” jawab Love sambil tersenyum, menatap orang yang sudah dianggap nya sebagai rumah itu.

“Aku sayang kamu dan aku akan selalu sayang kamu. Aku akan berusaha buktiin ke kamu kalau aku sayang sama kamu dan ada disini untuk kamu, untuk kita” ucap Film dengan tulus, matanya mulai berkaca-kaca.

“Aku juga sayang kamu, Film. bahkan kata aku sayang kamu aja rasanya kurang untuk ngejelasin gimana perasaan aku ke kamu. Semoga kita bisa bareng-bareng terus ya? Aku butuh kamu dan aku cuma mau kamu, gak bisa aku bayangin gimana aku nantinya kalau gak ada kamu” kata Love yang bahkan sudah menjatuhkan air mata ke pipinya.

“Iya, sayang. Aku juga mau, aku mau kita terus bareng-bareng dalam keadaan apapun, kaya yang udah kita lewatin kemarin, aku mau kita bareng-bareng sekarang, sampai seterusnya. Dan aku mau bilang kalau aku beruntung punya kamu, semoga kamu juga ngerasain hal yang sama” jawab Film sambil mengusap air maya yang jatuh di pipi Love, walaupun air matanya sendiri yang sekarang jatuh dari pelupuk matanya

Keduanya berpelukan dalam diam dengan tenang, menikmati sentuhan hangat dengan menyalurkan rasa sayang keduanya melalui pelukan, yang mungkin sebenarnya tidak akan pernah cukup untuk diungkapkan dengan kata-kata. Mereka beruntung karena saling memiliki, bisa saling menghibur di kala sedih, mengobati di kala sakit, dan tertawa bersama di kala senang.

Mereka memang tidak bisa mengatakan janji apapun saat ini, janji seperti untuk selalu bersama selamanya atau apapun yang biasanya dikatakan oleh kebanyakan orang.

Mereka merasa kalau keduanya hanya perlu menjalankan peran sebaik mungkin dan bila takdir memang berpihak kepada mereka, mereka akan mendapatkan apa yang mereka impikan.

Bersama selamanya dan menjadi rumah yang nyaman untuk satu sama lain.