beautiful day

winselle au

Gadis & Wina


Hari ini adalah hari yang menyenangkan bagi semua orang, hari dimana Gadis akan melepas masa lajangnya dengan laki-laki yang ia sayangi, namun tidak ia cintai. Hari ini adalah hari dimana semua orang akan menyaksikan Gadis tersenyum di hadapan semua orang dengan seorang laki-laki yang akan mendampingi hidupnya.

Gadis tersenyum di hadapan semua orang, memasang topeng seolah sedang berbahagia. Mungkin ada beberapa orang yang menyadari senyuman yang sebetulnya menyimpan sakit. Sudah sampai di penghujung acara dimana teman-teman kedua mempelai dapat berbincang dan melepas hari terakhir dimana mereka bisa bebas berbincang dan melepas tawa.

Momen yang seharusnya menjadi momen menyenangkan, justru membuat Gadis merasakan sakit karena melihat orang yang berada di hadapannya saat ini.

“Kamu cantik” katanya. Dua kata yang berhasil membuat Gadis meneteskan air matanya, dua kata yang biasanya ia dengar dengan nada ceria, yang selalu keluar dari mulut orang tercintanya. Hari ini, dua kata itu seolah membawa pilu, membawanya ingin merasakan kembali momen dimana ia bisa merasakan kebahagiaan yang sesungguhnya.

“Jangan nangis” kata Wina sambil mengusap air mata di pipi Gadis, berusaha untuk membuat Gadis tidak bersedih dengan tersenyum manis yang justru membuatnya makin terisak. Ia menghapus jarak antara keduanya, memeluk orang yang pernah mengisi hari-harinya dengan tawa dan canda. Orang yang pernah dan akan selalu ada di hatinya.

“Hari ini, hari bahagia kamu... kamu harus selalu inget pesan aku untuk bahagia terus, ya” katanya sambil mengusap punggung Gadis yang ada di dalam pelukannya. Ia berusaha melepas pelukannya dan menatap mata sang mantan kekasih yang sedikit sembab.

Wina tersenyum melihat orang yang ia sayang akan menempuh kehidupan baru yang lebih serius, walau bukan dengan dirinya. Ia sudah menduga dari awal hari ini akan terjadi, kapanpun itu mereka pasti akan terpisah. Sebesar apapun rasa cinta mereka.

Gadis memberikan buket bunga yang ada di tangannya kepada Wina, “aku mau kamu yang pegang” katanya.

“Kenapa? Bukannya buket ini harusnya dilempar dan direbutin sama yang lainnya?” tanya Wina

Gadis hanya menggeleng, “ini hadiah terakhir dari aku yang harus kamu simpen, aku sengaja pilih bunga lilly untuk pernikahanku” katanya sambil meraih tangan Wina untuk mengambil buket bunga miliknya.

“Kenapa kamu pilih lilly?” tanya Wina sambil memperhatikan bunga yang sekarang ada di genggamannya.

“Lilly itu lambang cinta pertama” jawab Gadis singkat. Jawaban yang berhasil membuat Wina akhirnya meneteskan air mata.