the pizza time + talk with the siblings

tw // mentioning homophobia, violence

“thank you, a echan!” teriak Ningning sambil mengambil satu slice pizza yang ada di atas meja, margarita pizza favoritnya.

“stop manggil pacar gue pake aa, dek” kata Renjun kesal, ia sangat benci mendengar Ningning memanggil Haechan dengan embel-embel “a” sebelum namanya.

“ngatuuuur” sahut Ningning, “babyyy, kamu gak makan?” tanyanya kepada Giselle yang baru saja sampai di ruang makan dan duduk di sebelahnya.

“ini mau, makasih ya chan” kata Giselle menjawab pertanyaan Ningning sekaligus mengucapkan terimakasih kepada Haechan.

“eh, lu berdua sampe sekarang masih backstreet ya” kata Haechan membuka topik obrolan, Renjun yang tadinya sedang memainkan ponselnya sambil mengunyah makanan langsung menoleh ke arah kekasihnya itu.

Giselle mengedikkan bahunya, “kalo dibilang backstreet sih, enggak ya, di sosmed juga kita terang-terangan bilang kalo kita pacaran” jawabnya.

“ini cuma mama papa doang yang gak tau kalo gue sama Giselle pacaran” kata Ningning ikut menjawab pertanyaan Haechan.

“kalo kata abang mah, adek jangan sampe ketauan sama mama papa” sahut Renjun.

Renjun ingat betul bagaimana waktu itu Mama dan Papa menginterogasi dirinya, bahkan Papa saat itu hampir memukulnya karena mengetahui seksualitas Renjun sebenarnya.

Tentu, orangtuanya kecewa mengetahui kebenaran yang ada, terlebih Renjun adalah anak sulungnya, namun yang bisa dilakukan oleh Chanyeol dan Wendy hanyalah menerima Renjun, namun berujung memaksa Ningning untuk menyukai lawan jenis agar tidak seperti Renjun.

“adek juga gak berani kalo sampe ketauan mama papa, kemarin abang ketauan aja kan malah adek yang nangis” jawab Ningning, ia masih ingat bagaimana Papanya sangat marah mengetahui kebenaran tentang anak sulungnya, yang Ningning lakukan pada saat itu hanyalah menangis di dalam kamar dan berharap Kakaknya selamat dari pukulan.

“maaf ya dek, jadi lu yang dipaksain sama mama papa” kata Renjun.

“apaan sih bang pake minta maaf segala, abang gak salah juga” jawab Ningning langsung bangkit dari duduknya dan menghampiri Renjun lalu memeluk lehernya, “abang tuh harus seneng terus biar semua orang juga seneng, gausah mikirin yang gak penting” katanya.

Giselle dan Haechan hanya tersenyum menyaksikan kedua saudara di hadapan mereka yang tiba-tiba akur karena membahas topik sensitif ini.

Keduanya tau bagaimana Ningning dan Renjun memang sangat dekat satu sama lain, walaupun keduanya sangat sering bertengkar.


sleepover time and night talk

Keduanya berpelukan, bergulung di dalam selimut tebal di kamar Ningning. Keadaan kamar dengan pencahayaan yang redup, hanya ada cahaya dari lampu tidur di sebelah kasur.

“sayang” panggil Ningning yang hanya dijawab dengan dehaman oleh Giselle, “besok boleh gak sih gausah jalan bareng winter sama karina?” tanyanya.

“kenapa?” tanya Giselle bingung, pasalnya mereka berempat sudah janji untuk bertemu sejak jauh-jauh hari.

“mau peluk Giselle sampe besok sore” jawab Ningning yang langsung membuat Giselle terkekeh.

“kamu kenapa deh kok mendadak jadi manja gini?” tanyanya lagi, biasanya Ningning tidak pernah semanja ini, jarang sekali.

“mmmm”

“oh tanggal berapa ya sekarang?” tanyanya langsung mengambil ponsel dan mengecek kalender di ponselnya, sisa dua hari lagi.

“hehe” kekeh Ningning setelah Giselle melihat tanggal di ponselnya.

“kalo mau mens biasanya marah-marah tapi kok ini jadi clingy gini, sih?” sepertinya Giselle sudah kelewatan gemas melihat Ningning bertingkah lucu di dalam pelukannya.

“yaudah bobo aja deh” kata Ningning sambil mengeratkan pelukannya dan memejamkan matanya.

“good night, baby” kata Giselle langsung mencium pipi pacarnya itu.