sleepover
Saeron telah sampai di rumah Yeri sejak tiga puluh menit yang lalu, sekarang gadis itu tengah sibuk memainkan ponsel sambil memakan snack di tangannya.
“Saeron, besok flight kita pagi jam 8 gitu, berarti berangkatnya jam 7 aja ya, gausah pagi-pagi banget soalnya semua udah ready” kata Yeri yang hanya dijawab anggukkan kecil oleh Saeron.
“Eh nonton yuk” ajak Saeron lalu menghidupkan televisi yang telah terhubung dengan perangkat android, yang ada di kamar sahabatnya itu.
Yeri yang tadinya sedang duduk santai di kursi meja belajar, mendengar ajakan Saeron langsung beranjak dari duduknya dan ikut merebahkan diri di sebelah saeron.
Saeron reflek langsung merangkul sahabatnya yang entah kenapa justru membuat jantung Yeri berdebar dua kali lipat, perasaan semacam inilah yang beberapa minggu terakhir dirasakan oleh Yeri setiap Saeron melakukan kontak fisik atau hal yang menurutnya manis kepada si puan itu.
“Lu mau gak nih, snacknya?” tanya Saeron menyodorkan jajan di tangannya yang ditolak pelan oleh Yeri, memberi kode kalau ia hanya ingin fokus menonton tayangan di hadapan mereka saat ini.
Saeron yang paham akan kode sahabatnya hanya mengangguk, keduanya kembali fokus pada tontonan di depan mereka. Yeri terlihat sangat fokus, namun tenggelam dalam pikirannya, mengikuti pikiran-pikiran aneh yang sejak beberapa minggu ini menghantuinya.
Bukannya Yeri tidak mengetahui perasaan macam apa yang ia rasakan pada Saeron, hanya saja, ini sahabatnya ... dan ia tidak tahu apakah Saeron memiliki ketertarikan yahg sama seperti dirinya, terlebih keduanya tinggal di Indonesia, tempat dimana pasangan sesama jenis akan sangat sulit diterima di masyarakat.
Yeri hanya menghela nafas berat saat menyadari bahwa ia telah terlarut terlalu dalam dengan pikirannya, ia kembali fokus pada tontonan di depannya, sambil berusaha mengalihkan pikiran dari gadis yang sekarang tengah merangkulnya sambil fokus menonton.