Selamat ulang tahun Harsa
6 Juni, hari spesial bagi Harsa. Hari ini seharusnya menjadi hari dimana Rendra memberikan hadiah dan ucapan terbaiknya kepada Harsa.
Julian yang menjadi salah satu teman terdekat Rendra, satu-satunya orang yang mau mengurus segala macam hal yang ditinggalkan Rendra.
Tepat satu hari sebelum ulang tahun Harsa, ia pergi untuk selamanya. Rendra tidak menepati janjinya dan lebih memilih untuk menggapai kebahagiaan yang dimaksudnya.
“Ini gue temuin pas bersih-bersih di kamar Rendra, kayanya ini kado buat lu yang dia udah siapin dari lama karena ada banyak surat dengan nama lu disana,” kata Julian dengan nada malas, ia benar-benar masih menganggap Harsa adalah alasan kenapa Rendra pergi meninggalkan mereka.
“thanks” jawab Harsa.
“Oh iya, happy birthday dan semoga gak ada orang lain yang lu sia-siain lagi.” Katanya lalu pergi meninggalkan Harsa yang sedang terduduk di ruang tamunya.
Harsa menunduk, menatap kotak dengan surat-surat yang terlipat rapih di dalamnya dengan satu gantungan kunci kecil berbentuk bunga matahari.
Ada satu surat yang menarik perhatian Harsa, surat yang tidak terlihat rapih dan bersih dengan sobekan di ujungnya.
Perlahan dibuka dan dibacanya surat itu.
selamat ulang tahun Harsa
maaf karena gak bisa ngasih kamu kado dan ucapan terbaik di tahun ini, aku berharap kamu selalu bahagia
Harsa maaf karena aku belum bisa kasih kado terbaikku, gantungan kunci bunga matahari ini sebenernya cuma salah satu dari sekian barang yang bakal aku kasih ke kamu, tapi maaf karena yang bisa aku kasih akhirnya cuma ini
Harsa, makasih karena udah bertahan sampai di umur ke 21 ini, aku bangga sama kamu
maaf karena aku gak bisa ngerayain ulang tahun kamu bareng-bareng, ya? aku punya urusan lain hehe, tapi seenggaknya kita udah ngerayain ulang tahunku bareng-bareng kan?
Harsa, kamu tau kan apa arti bunga matahari? artinya kesetiaan... warnanya melambangkan kehangatan dan kebahagiaan, sama persis kan kaya kamu?
makasih karena udah ngasih aku banyak kehangatan dan kebahagiaan selama aku kenal kamu, aku akan selalu inget dan sayang sama kamu, semoga kamu juga ya?
selamat ulang tahun Harsa, bunga matahariku, semoga kamu tumbuh dengan baik
i love you, Harsa
Dilipatkan kembali surat itu oleh Harsa, air matanya tidak terbendung lagi dan menetes ke pipinya.
Harsa menundukkan kepalanya dalam-dalam seiring dengan semakin kerasnya isak tangis yang dirasakan.
Perih, itu yang dirasakan Harsa saat membaca surat itu. Benar-benar surat terakhir yang diberikan Rendra untuk ulang tahunnya.
Harsa tidak habis pikir dengan apa yang Rendra lakukan, bahkan di akhir hayatnya pun ia masih memikirkan Harsa yang pada saat itu sama sekali tidak menolehkan kepalanya sedikitpun terhadap usaha yang Rendra lakukan.
“Rendra... kamu berhak bahagia, maaf karena selalu bikin kamu sedih dan makasih karena selalu memberi semuanya dengan tulus
bunga matahari itu bukan hanya aku tapi kita karena kesetiaan itu ada di kamu, bukan aku.”
Memang, kata-kata yang diucapkan Harsa di dalam hatinya, di tengah-tengah isak tangisnya saat ini tidak akan pernah bisa merubah apapun.
Tapi mungkin Rendra akan mendengar permintaan maaf dan terimakasih yang diucapkannya, walau tidak akan merubah apapun.