Pergi

Kariselle one-shot


Air mata itu berhasil jatuh dari pelupuk mata milik Giselle setelah mendengar kata-kata itu keluar dari mulut cantik milik Karina.

“Kenapa?” tanyanya sambil berusaha meraih tangan Karina yang langsung membuat tangannya itu masuk ke dalam genggaman hangat namun menyakitkan.

“Maaf, aku gak bisa.” Jawab Karina.

Giselle masih menatap kekasih—mantan kekasihnya itu dengan mata yang dibasahi oleh air yang tidak berhasil ditampung oleh pelupuk matanya.

Karina ingin mengakhiri semuanya dan Giselle tidak tahu apa kesalahan yang sudah diperbuat olehnya.

“Kamu gak sayang sama aku? Atau selama ini aku cuma sayang sendirian?” tanya Giselle.

Karina menggelengkan kepalanya, genggaman tangan itu makin erat. Kini matanya ikut berkaca-kaca, sakit dirasa dalam dadanya.

“Berkali-kali aku bilang ke kamu, Giselle, aku sayang kamu.”

“Terus kenapa kamu pergi? Kamu kenapa mau ninggalin aku?” tanya Giselle, kini dengan ditambah nada merengek sambil tangisnya masih terus mengiringi di setiap kalimat.

“Aku gak bisa memperlakukan kamu dengan baik, Gi, you deserve someone that could make you feel loved.

Tangisan Giselle pecah. Memang, ia selalu mempertanyakan perasaan Karina terhadapnya, apakah gadis itu sayang padanya atau tidak. Walaupun Karina selalu mengatakan kalau dirinya sayang, bahkan cinta, rasanya selalu kurang bagi Giselle karena mantan kekasihnya itu selalu bersikap cuek dan seolah tidak peduli padanya.

“Karina … aku gak bisa kalau gak ada kamu,” katanya. Sekarang genggaman itu dilepas oleh Karina, kedua tangannya meraih bahu Giselle.

“Gi, kamu berhak bahagia dan itu bukan sama aku. Aku sayang kamu, Gi, aku gak mau bikin kamu tersiksa karena jadi pacarku.” Karina mengatakan itu dengan jarak wajah yang sangat dekat dengan sang mantan kekasih.

“Aku bakal lebih tersiksa lagi kalau kamu pergi, Karina.”

Karina menggeleng setelah mendengar jawaban dari Giselle, “percaya sama aku, kamu akan jauh lebih bahagia setelah kita selesai.”

Giselle menggelengkan kepalanya sambil masih diiringi tangis kesedihan karena keputusan sepihak yang diambil oleh Karina.

Perlahan gadis di hadapannya itu meraih kedua pipi milik Giselle dan mendekatkan bibir ke arah dahinya.

Tangisan Giselle berakhir pecah untuk kedua kalinya karena Karina mengecup dahinya.

“Aku sayang kamu. Tolong janji sama aku buat jadi lebih bahagia dari sekarang, ya?” ucap Karina lalu mengulurkan jari kelingking ke hadapan Giselle.