Mimpi

Membahas kebahagiaan, tentang semalam, Rendra mendapatkan mimpi terindah yang menyakitkan.

hanya tentang curahan hati Rendra

Kira-kira apa ya yang bisa mendeskripsikan kekacauan kali ini? Sulit? Penyesalan?

Tadi malam, mimpi itu datang lagi. Mimpi tentang orang yang aku sayangi, Harsa.

Mimpi itu tidak buruk, sama sekali tidak, tapi aku menangis ketika terbangun dari tidur singkatku.

Di dalam minpiku, Harsa tertawa riang seperti saat dulu kita masih bersama, ia menggenggam tanganku dan berlarian sambil terus menatapku dengan mata indahnya.

Mimpi yang indah, bukan? Tapi yang aku rasakan adalah rasa sakit. Dadaku sakit, air mataku jatuh, sulit rasanya bahkan hanya untuk bernafas saja ketika mendapatkan mimpi itu.

Bukan hanya sekali atau dua kali, mimpi itu datang. Mimpi yang seharusnya bisa aku rasakan sebagai mimpi indah, malah menjadi mimpi yang rasanya seperti menghantuiku.

Orang itu Harsa, orang yang pernah menjadi sumber kebahagiaan untukku, bahkan hingga saat ini.

Rasanya terlalu cepat untukku, melepaskan orang yang paling aku sayangi, tapi apa yang bisa aku lakukan selain melepaskannya? Toh, orang yang menjadi sumber bahagiaku ini malah selalu merasa terbebani ketika bersamaku.

Sulit untuk melupakannya, orang terbaik yang pernah aku temui. Orang paling indah, orang yang menjadi alasan atas segala emosi yang aku rasakan mulai dari senang, sedih, hingga amarahku.

Sekarang, yang aku rasakan hanyalah sakit, karena melihat tawa dan senyumnya yang ceria itu. Dulu tawa itu selalu dikeluarkannya saat kita bercanda, senyum itu diberikan padaku saat kita bersama.

Aku belum sembuh, bahagia itu baru saja pergi dari hidupku. Mungkin, ia akan kembali lagi atau bahkan ada bahagiaku yang lain akan datang untuk mengobati, membantuku untuk sembuh.

Bagaimana dengan Harsa? Entah, mungkin ia benar-benar sudah sembuh atau hanya berpura-pura kalau dirinya sedang baik-baik saja. Aku tidak tau apapun, tapi yang aku harapkan adalah kebahagiaan selalu bersamanya. Orang yang paling aku sayangi harus selalu bahagia.

Setiap mimpi itu datang lagi, yang aku rasakan benar-benar rasa sakit karena mengetahui fakta kalau Harsa, bukan lagi bahagia yang dulu menjadi alasanku tersenyum.

Sepertinya Tuhan memang sedang mengingatkan aku untuk menjaga semua kebahagiaan yang masih aku miliki.

Dan, mimpi itu akan selalu menjadi mimpi terindah yang menyakitkan.

Tuhan, kalau nanti aku bertemu dengan bahagiaku lagi, jangan ambil bahagiaku terlalu cepat, ya?


Aku akan tetap disini, sebagai apapun selagi aku masih ada di dunia ini.

Aku Rendra yang akan selalu ada untuk Harsa, kapanpun.

Pesanku untuk Harsa, tetaplah bahagia tanpa aku, kamu mungkin menemukan bahagiamu yang baru dan sama sekali tidak membutuhkanku, tapi kalau hal yang tidak pernah ada di pikiranmu terjadi, kalau suatu saat kamu perlu tempat untuk beristirahat, aku akan selalu disini.

Mungkin sekarang atau nanti, akan ada orang yang menggantikan posisiku dulu. Mungkin untuk sekarang, keikhlasan itu belum ada bersamaku karena masih terasa sakit melihat kamu berhasil tertawa karena orang lain menghiburmu.

Tapi, kamu adalah alasanku masih bertahan, jadi kamu harus bahagia.

Harsa, bahagiaku yang harus bahagia dengan cara apapun. Aku berharap kamu selalu mendapatkan yang terbaik.