lost you
winselle au
Gadis & Wina
major character's death
Setelah kepergian Gadis setahun lalu, Winaya mulai diasuh oleh Wina. Ia mengubah panggilan si kecil menjadi Naya, masih memiliki arti yang sama dengan namanya, hanya untuk mempermudah keduanya dalam berkomunikasi.
Tidak terasa sudah satu tahun terlewatkan, hari paling menyakitkan bagi Wina dan Naya melepas kepergian Gadis untuk selamanya. Tidak ada yang mengetahui kalau Gadis sudah menyimpan rahasia itu selama tiga tahun sebelum kepergiannya, ia mengidap kardiovaskular yang merenggut nyawanya.
Kesedihan keduanya sudah tidak bisa digambarkan lagi, kehilangan orang paling berharga di kehidupan mereka, “Mama lagi ngapain ya, kira-kira” kata Naya yang ada di sebelah Wina dengan pandangan kosong menatap danau di depannya.
Naya sudah sangat dekat dengan Wina, semenjak kedatangannya saat itu ia memutuskan untuk tinggal bersama Naya dan Gadis. Ia selalu menjaga Naya dengan sepenuh hati, seolah anak itu lahir dari kandungannya.
“Mama pasti lagi senyum ngeliatin kita” jawab Wina sambil tersenyum ke arah Naya. Tidak terasa sudah sangat dekat hubungan antara keduanya sehingga Naya juga menganggap Wina sebagai ibu keduanya.
“Ibu, gak boleh sedih ya? Nanti mama disana juga sedih, loh” kata Naya sambil mengusap pipi Wina yang tersenyum dengan air mata yang membasahi pipinya. Wina masih mengingat betapa sulitnya keadaan yang ia hadapi setelah Gadis menikah, dimana ia harus terus berusaha berdamai dengan kenangan yang disimpannya, berdamai dengan dirinya sendiri yang selalu bersedih memikirkan Gadis dengan kehidupan barunya.
Sampai pada suatu hari ia bisa bertemu kembali dengan orang yang dicintainya itu, hidup bersama walaupun tidak dalam waktu yang lama dan Gadis meninggalkannya bersama Naya. Wina sudah berjanji pada dirinya sendiri akan menyayangi Naya sebagaimana ia menyayangi Gadis. Sekarang, orang yang mereka sayangi sudah tenang disana, mungkin sedang menatap keduanya yang sedang saling menguatkan.
Yang akan selalu tersimpan di benak Wina adalah perasaan keduanya yang abadi dan tidak akan bisa digantikan oleh waktu atau siapapun.
Hari-hari dijalani Wina dengan mengurus Naya dan bekerja setiap harinya. Banyak orang yang membicarakan bagaimana Wina saat ini dengan menyudutkan dan mengatakan hal-hal negatif kepadanya seperti berkata kalau Wina membuang-buang waktunya mengurus anak dari seseorang yang dikira sebagai sahabatnya itu dan memilih untuk tidak menikahi laki-laki manapun.
Wina sama sekali tidak merasakan sakit hati akibat perkataan buruk orang-orang terhadapnya, ia sangat menikmati hidupnya dengan tenang bersama Naya, anaknya.
Ia sama sekali tidak peduli bagaimana orang-orang selalu mengatakan kalau Naya bukanlah anak kandung yang harus diurusnya, yang diketahuinya adalah ia akan selalu menyayangi Naya seperti anaknya sendiri karenaanak itu adalah satu-satunya hal yang bisa membuatnya merasa kalau Gadis masih ada disini, bersamanya. Ia merasakan kehangatan dan kasih sayang dari Naya yang menganggapnya sebagai seorang ibu, membuat hari-harinya lebih cerah dan bersemangat.
Mungkin akan terlihat menyedihkan di mata orang-orang mengetahui kalau Naya adalah anak dari perempuan yang dicintai oleh Wina lebih dari seorang sahabat dan akan sangat menyedihkan juga kalau orang-orang tau Gadis harus terpaksa menikahi laki-laki lalu meninggalkan Wina pada saat itu hanya demi memenuhi standar kehidupan manusia yang dianggap normal.
Sangat menyedihkan ketika kita dipaksa untuk bersama dengan orang yang tidak kita inginkan, dipaksa untuk berpisah dengan orang yang kita cintai. Sekejam itukah dunia? Sejahat itukah kehidupan? Entahlah.
Yang bisa dilakukan Wina sekarang adalah menikmati hidupnya sebagai ibu tunggal dari Naya, memberikan anak semata wayangnya itu kasih sayang agar ia tidak merasakan apa yang dirasakan oleh kedua ibunya terdahulu. Ia tidak akan membiarkan siapapun menyakiti Naya.