after all this time

winselle au

Gadis & Wina


Sore hari yang cerah, sore yang sudah tidak sama lagi seperti dulu, sore yang tetap menyenangkan walau dengan cara yang berbeda. Gadis selalu menghabiskan sore harinya bersama orang yang disayang dan dicintainya.

Dulu, semua terasa menyenangkan dan menyejukkan hati. Orang itu selalu menemaninya disaat susah maupun senang. Sayangnya, semua harus berakhir karena hubungan mereka adalah hubungan yang terlarang.

“Mama, kakak itu cantik banget” kata si kecil sambil menunjuk orang yang ada di seberang sana. Gadis langsung mengalihkan pandangannya ke orang yang ditunjuk oleh anak semata wayangnya itu. Ia tidak menyangka akan menemukannya disini. Setelah bertahun-tahun menghilang dan akhirnya bertemu lagi, ia masih sama seperti dulu. Tidak ada sedikitpun yang berubah dari dirinya, bahkan senyuman cantiknya pun masih sama.

Seandainya, mereka tidak pernah bertemu kala itu. Seandainya, mereka tidak pernah mencoba menjalin hubungan terlarang itu, mereka tidak akan merasakan sakit yang mereka rasakan saat ini. Gadis masih bisa mengingat kala itu, dimana menjadi hari yang menyenangkan di mata semua orang namun tidak bagi mereka berdua. Menjadi hari dimana semuanya seolah runtuh bersamaan dengan harapan dan kenangan yang pernah mereka ukir bersama.

Dulu, ia pikir semua orang akan menerima bagaimana dirinya. Ia pikir dengan semua orang mengetahui siapa dirinya yang sebenarnya, mereka akan menyetujui apapun keputusan Gadis. Ternyata semuanya salah, semuanya justru hancur begitu saja dengan memberikan paksaan untuk menikahi laki-laki yang tidak dicintainya.

Sekarang, Gadis sudah memiliki keluarga kecil yang ia sayangi. Memang sulit awalnya, sekarang pun masih sama sulitnya namun semua harus tetap berjalan seperti biasa. Ada si kecil yang membutuhkan perhatiannya, membutuhkan kasih sayangnya sebagai seorang ibu.

”Gadis” panggil orang itu ketika berada di depannya. Semuanya benar-benar masih sama bahkan saat Gadis melihatnya dari dekat, dengan jarak kurang dari dua meter. Melihat semuanya masih sama di depan matanya sendiri, ia merasa seolah semuanya hilang, semua beban di bahunya selama ini, semua kesedihan yang ia simpan sendirian, semua hilang seiring dengan air mata yang jatuh dari pelupuk matanya.

Wina menatap Gadis dengan tatapan sendu, melihat bagaimana mantan kekasihnya yang sekarang sudah memiliki keluarga dan kebahagiaan yang mungkin dibutuhkannya. Wina menghapus jarak antara keduanya dan memeluk Gadis, orang yang pernah atau bahkan masih dicintainya.

Keduanya berpelukan dalam diam sore itu, dengan air mata yang saling membasahi bahu keduanya. Semua beban seolah hilang dalam satu waktu, seiring dengan tangisan keduanya bertemu.

“Ini anak kamu?” tanya Wina kepada Gadis sambil menekuk lutut, mensejajarkan tingginya dengan si gadis kecil yang sedang tersenyum lucu di hadapannya. Gadis hanya menjawabnya dengan anggukkan sambil mengelus kepala anaknya.

“Nama kamu siapa, sayang?” tanya Wina sambil menggenggam tangan si kecil.

“Nama aku Winaya” jawabnya tanpa ragu sambil terus tersenyum menatap Wina yang ada di hadapannya. Mendengar jawaban si kecil, Wina langsung menatap Gadis dengan bingung. Yang diberikan tatapan bingung itu hanya menganggukkan kepalanya sambil mengelus kepala Winaya.

“I name her after you”


“Gimana kabar kamu, Wina?” tanya Gadis saat mereka berdua duduk di bangku taman yang ada di pinggir danau, sambil sesekali melihat si kecil yang sedang bermain sendirian.

“Aku tentunya baik-baik aja, sesuai janjiku dulu” jawab Wina yang berhasil membuat Gadis tersenyum mendengar jawabannya, mengetahui kalau keduanya berusaha menepati janji mereka. Janji untuk selalu bahagia.

Walaupun yang sebenarnya Gadis rasakan selama lima tahun terakhir ini kebanyakan hanyalah rasa sakit. Di depan Winaya, ia selalu tersenyum, tertawa dan terlihat bahagia lalu di malam hari ketika anaknya itu terlelap tidur, ia mulai menangis. Bersyukur ia memiliki pendamping hidup yang mengerti dan tidak menuntut ini dan itu atas perbedaan mereka.

Dia kemana? Kok kalian berdua aja?” tanya Wina.

Gadis hanya menggeleng, “dia udah tenang, disana” jawabnya. Wina sedikit terkejut mengetahui kabar itu.

“Kenapa bisa?” tanya Wina sambil meraih tangan Gadis ke genggamannya. Bisa dilihat dari raut wajah Gadis yang mulai menunjukkan kesedihan.

Dia sakit” jawab Gadis sambil menundukkan kepalanya, “aku nyesel karena selama pernikahan kami, aku selalu ngebebanin dia dengan bilang aku masih sayang sama kamu, masih cinta sama kamu” kata Gadis sambil mengalihkan pandangan dengan menatap danau di depannya.

Wina agak terkejut mendengar jawaban Gadis yang menyatakan bahwa ia masih memikirkan Wina selama lima tahun ke belakang. Wina langsung merengkuh dan memeluk Gadis yang kembali terisak karena teringat oleh kenangan buruk miliknya.

“Maafin aku yang gak bisa nepatin janji” kata Gadis sambil masih menangis di bahu Wina.

Wina terus mengelus punggung Gadis dan berusaha menenangkannya. Sebenarnya sama halnya dengan Gadis, dirinya juga selalu merasakan sakit setiap harinya. Entah kenapa keduanya bisa bertahan selama lima tahun lamanya dan dipertemukan kembali, seolah takdir ingin keduanya bersatu.

Gadis selalu berpikir, mungkin bagi orang lain hubungan mereka adalah hubungan terlarang karena mereka sama-sama perempuan, namun apa yang bisa mereka lakukan? Sudah berusaha melupakan dan saling melepas pun mereka justru malah saling menyakiti.

“Wina, boleh aku minta tolong sesuatu ke kamu?” tanya Gadis sambil menatapnya, bisa dilihat air mata masih menggenang di pelupuk matanya.

“Jangan pergi lagi... maafin aku udah ninggalin kamu kemarin” katanya sambil kembali menangis. Wina hanya merespon dengan terus mengelus kepala Gadis yang bersandar di bahunya.

“Aku kembali lagi emang untuk kamu, Gadis.” katanya.

Merasakan hangat pelukan Wina membuat Gadis semakin ragu untuk menyampaikan pesan yang ingin ia katakan pada perempuan itu sebelum mereka bertemu.

“Makasih banyak Wina, aku sayang kamu” kata Gadis sambil mengeratkan pelukan mereka.

Gadis yang sejak tiga tahun lalu didiagnosis mengidap kardiovaskular yang memungkinkan ia tidak bisa bertahan lebih lama lagi.